Amman (ANTARA News) - Ratu Jordania Rania Al-Abdullah pada Senin (25/4) menyerukan dilancarkannya reaksi kolektif global untuk krisis pengungsi.

Ratu Jordania tersebut, yang berbicara atas nama Komite Penyelamatan Internasional (IRC), mengeluarkan pernyataan itu selama kunjungan ke Kamp Pengungsi Kara Tepe di Pulau Lesbos, Yunani, pada Senin.

"Ini adalah krisis yang luar biasa dan ini memerlukan reaksi yang luar biasa. Ini memerlukan reaksi yang terpadu dan itu berdasarkan nilai, suatu reaksi yang dibangun atas pembagian beban bukan pengalihan beban," katanya.

Ratu Rania menyatakan tanggung jawab bagi krisis pengungsi tak bisa ditetapkan berdasarkan geografis.

Ia juga menyoroti keperluan mendesak untuk menemukan pilihan yang aman dan sah buat pengungsi, yang telah meninggalkan negara mereka --yang dicabik pertempuran-- dan berjuang mencari suaka, demikian laporan Xinhua.

Ratu Jordania itu mengatakan dukungan donor harus ditingkatkan buat organisasi kemanusiaan yang sudah menghadapi sangat banyak beban seperti IRC dan organisasi lain "yang telah menjadi satu-satunya urat nadi kehidupan pada saat peluang suaka terbatas".

IRC memulai operasinya di Lesbos pada Juli 2015, dengan mengirim air bersih dan alat kesehatan ke beberapa lokasi persinggahan pengungsi, dan menyediakan buat pengungsi informasi yang sangat diperlukan mengenai proses pendaftaran.

Meskipun Lesbos adalah satu-satunya tempat persinggahan di jalur ke daratan utama Eropa, organisasi seperti IRC telah menjadi bagi penting dalam penyediaan bantuan kemanusiaan buat penting selama perjalanan mereka.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016