Jakarta (ANTARA News) - Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf menerima kunjungan Duta Besar Uzbekistan Shavkat Jamolov di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, antara lain membahas perkembangan infrastruktur, kebudayaan serta peningkatan kerja sama antar kedua negara.

Nurhayati menuturkan kunjungan ini sebagai upaya silaturahmi antar kedua negara dalam meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. “Kunjungan Dubes Uzbekistan untuk silaturahmi antara dua negara.  Tentunya ini sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama bilateral antara kedua negara,” ujarnya dalam keterangan tertulis DPR.

Politisi Partai Demokrat itu juga mendorong agar hubungan antar kedua negara ini tidak hanya antar pemerintah, tetapi juga antar parlemen, sehingga bisa mempererat kedua negara.

“Tadi yang kami bahas adalah hubungan antara dua negara agar tidak hanya antara pemerintah dengan pemerintah tapi juga parlemen dengan parlemen,yang mana dalam era demokrasi, wakil rakyat menjadi aspek penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

Menurutnya, Uzbekistan merupakan negara yang penduduknya mayoritas muslim, sama seperti Indonesia. Sehingga, memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Duta besar juga berharap karena banyak tempat makam bersejarah dalam kebudayaan Islam, seperti makam Imam Al Bukhari, serta wisata religi lainnya.

Bagi Nurhayati, hubungan antara kedua negara ini perlu ditingkatkan karena Uzbekistan memiliki wisata religi yang cukup banyak dalam khazanah islam terutama kerjasama people to people. “Kita berharap hubungan ini bisa ditingkatkan, agar masyarakatnya juga bisa saling kunjung-mengunjungi. Karena di Uzbekstan banyak tempat wisata religi seperti makam Imam Bukhari,” terangnya.

Dalam pertemuan ini, Shavkat menginginkan agar masyarakat Indonesia mengetahui lebih dalam tentang Uzbekistan dan berkunjung kesana. Menanggapi itu, Nurhayati juga berkeinginan agar  Uzbekistan sebagai negara dengan kawasan strategis memiliki peran untuk mempromosikan Indonesia ke negara-negara sekitar.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016