Tulungagung (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan menerjunkan sejumlah peneliti ke Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, untuk mengambil sampel daerah babi menyusul merebaknya virus "Japanese Encephalitis" yang bisa menular dan menyerang saraf otak manusia.

"Penelitian dilakukan karena populasi ternak babi di Tulungagung cukup banyak, sementara virus JE banyak berkembang di tubuh hewan ini dan bisa menular ke manusia melalui vektor nyamuk," kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung, Didik Eka, Selasa.

Didik memperkirakan, tim peneliti akan di Tulungagung selama beberapa hari untuk melakukan serangkaian sosialisasi serta pengambilan sampel darah babi di sentra-sentra peternakan yang ada di daerah tersebut.

"Hari ini tadi tim peneliti dari Balai Litbang P2B2 (penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang) Banjarnegara tiba dan mensosialisasikan bahaya virus JE ke perwakilan Puskesmas dan rumah sakit di Tulungagung," paparnya.

Setelah melakukan sosialisasi terkait virus JE dan rencana kegiatan mereka ke jajaran puskesmas dan rumah sakit, lanjut Didik, tim peneliti dari Balai Litban P2B2 Banjarnegara selanjutnya akan melakukan pengambilan sampel darah babi di 32 sentra peternakan yang ada di Tulungagung.

Menurut Didik, hingga akhir 2015 lalu populasi ternak babi di Tulungagung mencapai sekitar 10 ribu ekor, dari sebelumnya tercatat hanya sekitar 2 ribu ekor pada 2014.

"Sentra peternakan babi tersebar di empat kecamatan yang meliputi Kecamatan Ngantru, Ngunut, Kedungwaru dan Sumbergempol," ujarnya.

Didik menjelaskan, penularan virus JE tidak bisa secara langsung dari babi ke manusia, namun harus melalui vektor (penular), yakni nyamuk "culex" atau biasa dikenal nyamuk yang berasal dari selokan (got).

Sedangkan untuk reservoir atau sumber infeksi, kata dia, secara ilmiah diidentifikasi berasal dari hewan babi.

Didik mengatakan, penelitian tersebut sebagai kajian ilmiah untuk mengetahui apakah ada hewan ternak di Tulungagung yang terjangkit virus JE.

"Untuk saat ini di Tulungagung belum diketemukan adanya virus JE. Semoga tidak ada," ujarnya.

Didik menambahkan, virus JE menyerang langsung pada saraf pusat, sehingga menyebabkan seluruh saraf terganggu dan jika semakin parah akan mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian pada penderita.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016