Mamuju, Sulawesi Barat (ANTARA News)- Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh kecewa mendapati kenyataan Swiss tidak mengakui produk kakao Indonesia padahal Indonesia adalah salah satu pemasok terbesar kakao ke negeri itu.

"Kakao yang diolah di negara Swiss adalah kakao dari negara Indonesia, namun ternyata negara itu tidak mengakuinya, setelah pemerintah di Sulawesi Barat berkunjung ke negara itu," kata Anwar di Mamuju, Rabu.

Belum lama ini pemerintah daerah Sulawesi Barat mengunjungi pabrik cokelat Calleir Nestle di kota Interlaken, Swiss, namun di sana malah mendapati Indonesia tidak terdaftar dan tidak dianggap sebagai pemasok kakao di pabrik ini.

"Padahal pabrik tersebut mengolah kakao yang sebagian besar berasal dari Indonesia ini sangat mengecewakan," kata Anwar.

Dalam kunjungan ke Swiss itu, pemerintah daerah Sulawesi Barat melihat langsung pembuatan cokelat yang siap saji dan mengunjungi museum sejarah masuknya kakao ke Eropa.

"Beberapa negera terpajang di museum tersebut sebagai negara pemasok kakao di pabrik cokelat Callier Nestle namun nama Indonesia tidak terdaftar di museum tersebut, sedang sebagian besar kakao tersebut berasal dari Indonesia dan Sulawesi Barat adalah penghasil kakao terbesar di Indonesia," kata Anwar.

"Akan dilaporkan ke Presiden Jokowi bahwa negara Swiss hanya mengakui Jepang dan Australia pemasok kakao sementara Indonesia tidak diakui," tegas Anwar.




Pewarta: M. Faisal Hanapi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016