Bogor (ANTARA News) - Puluhan sopir angkot di Kota Bogor, Jawa Barat kembali melakukan unjuk rasa di Balai Kota, Rabu, mereka tetap menolak pemberlakuan sistem satu arah (SSA) dengan alasan dirugikan karena saling berebut penumpang.

Aksi unjuk rasa dilakukan para sopir mendesak Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto untuk membatalkan sistem satu arah dan mengembalikan rute atau trayek angkot seperti semula.

Para supir beralasan sejak diberlakukannya SSA membuat distribusi kendaraan berubah sehingga membuat para pengguna jasa angkutan ikut berubah yang berimplikasi pada menurunnya pendapatan para pengendara angkot.

"Sejak ada SSA, kami sesama supir sering ribut karena harus berebut penumpang," kata Empai Supardi selaku koordinator aksi supir.

Terjadi perebutan penumpang antara trayek angkot diantaranya, antara angkot 03 dan 09 yang harusnya tidak boleh mengambil penumpang di BTM, tetapi sering ditemukan ngetem dan membawa penumpang.

Ia mengatakan, sejak SSA pendapatan supir berkurang, sedangkan jumlah setoran yang diwajibkan oleh pemilik angkutan tetap sehari berkisar antara Rp150 ribu - Rp200 ribu.

Menurutnya, sebelum ada SSA pendapatan para sopir bisa mencapai Rp50 ribu sekali narik. Sejak SSA mereka kesulitan mendapatkan nominal tersebut.

"Belum lagi harga onderdil mahal-mahal, untuk dapatkan Rp50 ribu aja susah," katanya.

Tuntutan lain lanjut dia, datang dari para istri yang protes karena pendapatan suaminya yang menjadi supir angkot berkurang.

"Belum lagi rawan kecelakaan, sejak SSA kendaraan melaju kencang di jalur-jalur seperti di Juanda, dan Jalak Harupat," katanya.

Empai menegaskan, pihaknya akan tetap berunjuk rasa sampai SSA dibatalkan. Aksi akan terus berlanjut hingga sore nanti, dan akan terus berlanjut sampai ada pernyataan dari Wali Kota Bogor.

Sementara itu, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, AKP Irwandi menyebutkan, aksi protes yang dilakukan para supir adalah bagian dari penyampaian aspirasi warga masyarakat yang harus disalurkan.

Namun ia menegaskan, bahwa tidak ada rute atau trayek angkot yang dilanggar dengan diberlakukannya SSA. Tetapi mengembalikan rute angkot seperti sebagai mana aturannya.

"Sebelum SSA ini banyak supir yang melanggar trayek mereka mengambil trayek lain memotong arus, tapi dengan SSA ini justru mengembalikan trayek angkot sesuai jalurnya. Mereka berdemo karena mereka yang mengambil keuntungan dari pencurian trayek dirugikan," katanya.

Irwandi juga memastikan, aksi unjuk rasa para supir angkot kali ini tidak berdampak kepada para penumpang, karena beberapa angkot masih beraktivitas seperti biasa. Para supir juga tidak melakukan aksi anarkis maupun menswipping supir lain yang tetap menarik angkutan.

"Kita mengawal aksi supir agar tidak anarkis, jangan ada yang menswipping, yang demo silakan demo, yang narik tetap naik. Warga tetap terlayani," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, puluhan supir angkot yang berunjuk rasa dari trayek 02, 10 dan 13 masih melakukan aksi di Plaza Balai Kota Bogor. Mereka berunjuk rasa dengan membawa spanduk putih berukuran besar yang berisikan penolakan terhadap SSA sekaligus sebuah mobil boks yang dijadikan mimbar orasi.

Berdasarkan catatan kepolisian, supir angkot sudah tiga kali melakukan aksi protes terhadap pemberlakuan SSA.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016