Sochi (ANTARA News) - Juara dunia tiga kali Lewis Hamilton merupakan satu-satunya pebalap Formula 1 yang pernah memenangi Grand Prix Rusia dan, dengan rekan setimnya di Mercedes Nico Rosberg sedang berada dalam laju mengagumkan, ia perlu mempertahankan catatan itu pada Minggu.

Pebalap Britania itu akan berupaya memanfaatkan "May Day," libur nasional untuk para pekerja atau buruh, untuk menggagalkan rival Jermannya untuk mendulang tujuh kemenangan beruntun, dan yang keempat dalam laju terpanjang dalam semusim, lapor Reuters.

Hamilton memenangi balap perdana sekitar Musim Dingin Olympic Park 2014, dan kembali pada Oktober silam untuk mengulangi pencapaian itu setelah Rosberg mengamankan posisi start terdepan namun kemudian mengundurkan diri akibat kegagalan perangkat tuas gas.

Ketika kemenangan itu memuluskan Hamilton meraih gelar, yang ia raih di Texas dua pekan kemudian, balap Minggu digeser ke slot hri libur nasional Rusia di mana kejuaraan 2016 masih di fase awal musim.

Hamilton telah tertinggal 36 angka di belakang Rosberg dan ketika ia kemungkinan tidak akan dapat memaksimalkan sinyal-sinyal "May Day," pebalap Britania itu tentu saja perlu memperbaiki peruntungannya.

"Ada banyak hal dalam benak saya setelah China, seperti yang Anda perkirakan," ucapnya setelah memulai balap ketiga musim ini di belakang grid dan finis di peringkat ketujuh.

"Namun, setelah semua tahun-tahun ini, pengalaman mengajarkan kepada saya untuk tetap tenang dan terus bergerak maju ketika saya mendapat hantaman. Saya kini telah berada di sana sebelumnya beberapa kali."

"Kesulitan merupakan bagian dari perjalanan," tambahnya. "Terdapat banyak hal positif untuk dibawa menuju pertempuran berikutnya. Jika tidak ada hal lain, saya tahu bahwa setelah beberapa balap pertama saya masih mampu menyalip."

Rosberg tidak mendapat terlalu banyak hambatan belakangan ini, memimpin dari posisi terdepan di Shanghai dan juga menikmati kemenangan-kemenangan mudah di Australia dan Bahrain.

Hamilton juga berpeluang mengukir "hattrick" di Bahrain dan China, setelah memenangi balapan-balapan itu pada 2014 dan 2015, dan Rosberg menggagalkan keduanya.

Namun pebalap Jerman itu masih cemas terhadap apa yang mungkin terjadi.

"Saya tidak akan pernah mengharapkan tiga akhir pekan pertama untuk berlangsung seperti yang mereka lakukan," kata Rosberg.

"Saya telah memaksimalkan peluang-peluang saya dan saya memiliki sedikit keuntungan dalam segi poin saat ini -- namun kami baru melalui tiga balapan, dan hanya akan diperlukan satu akhir pekan ini untuk membuat selisih itu lenyap."

"Saya terlihat bagus sepanjang akhir pekan pada tahun lalu sampai masalah teknis membuat saya keluar dari balapan, dan saya mendapat kegembiraan untuk berjuang dari belakang setahun sebelumnya, maka saya tahu saya kompetitif di trek ini."

Kedua pebalap Mercedes dapat berharap mendapat hadangan berat dari dua pebalap Ferrari Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen, namun mereka juga perlu mencemaskan mengenai pebalap Red Bull asal Australia Daniel Ricciardo dan pahlawan lokal Daniil Kvyat.

Dengan catatan waktu yang tanpa cela, Kvyat finis di peringkat ketiga di China untuk naik ke podium untuk kedua kalinya pada karirnya, setelah Ricciardo lolos ke baris terdepan.

Kondisi-kondisi di trek diperkirakan akan baik-baik saja pada akhir pekan, di mana temperatur berada di sekitar 18 derajat celcius.
(Uu.H-RF/D011)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016