Rohis agar menjadi organisasi terbuka agar semakin banyak siswa yang ikut. Belajar agama `kan tidak perlu ditutup-tutupi,"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengharapkan rohaniawan Islam (rohis) di sekolah agar tidak tertutup atau eksklusif tapi sebaliknya supaya terbuka karena Islam mengajarkan keterbukaan.

"Rohis agar menjadi organisasi terbuka agar semakin banyak siswa yang ikut. Belajar agama kan tidak perlu ditutup-tutupi," kata Amin saat jumpa pers Perkemahan Rohis Nasional II 2016 di kantornya area Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis.

Menurut Kamaruddin, kesan Rohis sebagai organisas tertutup harus dihilangkan. Dengan begitu, tidak akan ada kecurigaan dari lingkungan sekitar.

Selain itu, kata dia, keterbukaan organisasi rohis akan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para siswa untuk belajar agama.

"Kalau bersifat terbuka maka para guru bisa lebih mudah melakukan pendampingan, dengan tetap memberikan ruang kepada mereka untuk melakukan aktualisasi diri," kata dia.

Siswa SMA/SMK, kata dia, berada di usia yang sangat rentan terhadap berbagai pengaruh, terutama sumber-sumber pengetahuan agama melalui internet.

Untuk itu, lanjut dia, peran rohis di sekolah sangat penting untuk menangkal terbawanya siswa memperoleh sumber pengetahuan agama yang tidak kredibel yang mengajak mereka menjadi radikal, liberal dan hal negatif lainnya.

Rohis sendiri merupakan perkumpulan para siswa di sekolah untuk memperkuat dan memperdalam agama Islam. Rohis menjadi organisasi ekstrakurikuler sekolah yang menjadi bagian dari Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Selain sebagai forum pertemuan, Rohis menjadi wahana pengajaran dakwah, dan berbagi pengetahuan Islam.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016