Jakarta (ANTARA News) - Pengelola jalan tol PT Jasa Marga Tbk memperkirakan volume kendaraan yang keluar dari Jakarta melalui jalan tol akan naik rata-rata 29,92 persen pada libur akhir pekan pertama Mei mendatang.

"Peningkatan itu akan terjadi di beberapa gerbang tol (GT) seperti GT Cikarang Utama arah Cikampek, GT Ciperna Utama arah Jawa Tengah, GT Cibubur Utama arah Ciawi Bogir dan GT Karang Tengah, Tangerang arah Merak" kata Direktur Operasi PT Jasa Marga, Christantio Prihambodo kepada pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, berdasarkan kondisi itu dipastikan kelancaran dan kenyamanan di jalan tol akan berubah karena rata-rata kapasitas tol sudah tidak mampu lagi menanggung beban trafik.

"Rata-rata total transaksi kendaraan di tol Jabotabek per hari saat ini mencapai 2,8 juta kendaraan, sedangkan secara nasional 3,8 juta kendaraan. Artinya, sekitar 80 persen ada di Jabotabek," katanya.

Data juga menunjukkan, kata dia, selama kuartal pertama 2016, terjadi peningkatan trafik di jalan tol sebesar lima persen dan untuk ruas tol Jakarta-Cikampek tumbuh 28 persen.

"Jadi, kondisinya rata-rata di Jalan Tol Jakarta - Cikampek pada hari normal saja sudah padat dan cenderung merayap," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, menghadapi perkiraan lonjakan lalin pada saat libur panjang awal Mei itu pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi agar kondisi kepadatan tidak terlalu mengganggu pengguna jalan tol.

Dia memberikan contoh, pada GT Cikarang Utama arah Cikampek yang diprediksi naik 37 persen dari kondisi lalin normal 80 ribu menjadi 106 ribu kendaraan per hari.

"Kami siapkan petugas jemput kendaraan, pengaturan lalin berupa pengguna diminta keluar di Cikarang Barat lalu masuk kembali ke jalan tol hingga kontra arus (contra flow) setelah GT Cikarang Utama serta penambahan gardu masuk," katanya.

Khusus utk GT Cikarang Utama ini memang agak berat, kata dia, justru setelah melewati GT itu lajur jalan tol menyempit jadi tiga, sedangkan sebelumnya 23 lajur.

Dia juga menyebut, beberapa titik simpul kemacetan diperkirakan juga akan terjadi, seperti di sekitar Simpang Susun (SS) Cikunir karena area ini pada saat normal saja sering padat dan merayap.

"SS Cikunir ini titik pertemuan dari tiga arus yakni selatan JORR, utara Cilincing, barat Tol Dalam Kota. Jadi memang sangat berat. Sejumlah rekayasa lalin juga sudah disiapkan di titik ini," katanya.

Ditutup

Pada bagian lain, Direktur Operasi PT Jasa Marga, Christantio Prihambodo menyebut, jika berbagai upaya tersebut, ternyata tak mampu membuat tol lancar dan bahkan pada jam tertentu menjadi terhenti (stuck), maka dia akan menutup tol itu.

"Menutup tol artinya, pada gerbang tertentu pengguna dilarang masuk tol agar volume di jalan tol tak bertambah macet. Contohnya jika antrian SS Cikunir di jalan tol Jakarta-Cikampek hingga Pondok Gede atau tembus ke Tol Dalam Kota, maka sejumlah gerbang di Tol Dalam Kota akan ditutup," katanya.

Info dan anjuran agar tidak menggunakan jalan tol ini akan disampaikan melalui media sosial, radio dan teks berjalan di televisi, katanya.

Ia juga mengimbau agar pengguna jalan tol juga menyiapkan beberapa hal agar membantu kelancaran di jalan tol, antara lain dengan cara membayar tol dengan e-toll dan uang pas.

Selain itu, isi bahan bakar kendaraan dengan cukup, perbekalan cukup dan siapkan fisik pengemudi dan kendaraan dengan baik agar tidak terjadi gangguan selama ini jalan tol.

"Kondisi saat ini sudah berat jalan tol. Setiap kali ada gangguan kecelakaan atau insiden lainnya, pasti terjadi kepadatan dan untuk pulih rata-rata perlu waktu hingga dua jam," katanya.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016