Sentimen itu juga memberi ruang penguatan bagi mata uang negara berkembang seperti rupiah
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat tiga poin menjadi Rp13.186 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.189 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, mengatakan bahwa paket kebijakan ekonomi XII yang telah dikeluarkan pemerintah cukup mampu menjaga rupiah di area positif, paket kebijakan yang menyasar untuk memudahkan usaha di dalam negeri cukup diapresiasi pelaku pasar uang.

"Dengan meningkatnya aktivitas usaha di dalam negeri diharapkan mendorong ekonomi domestik terus tumbuh serta menarik minat investor asing untuk masuk ke Indonesia," katanya.

Kemarin (Kamis, 28/4), pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi XII yang berisi pemangkasan sejumlah izin, prosedur, waktu dan biaya yang ditujukan untuk menaikkan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia.

Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang cenderung meningkat menambah kesempatan bagi mata uang komoditas bertahan di area positif.

Harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat sore ini, terpantau berada di level 46,43 dolar AS per barel, naik 0,87 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 48,37 dolar AS per barel, menguat 0,48 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS melemah terhadap sebagian mata uang dunia setelah pengumuman angka pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan sehingga meredupkan prospek untuk kenaikan suku bunga Amerika Serikat.

"Sentimen itu juga memberi ruang penguatan bagi mata uang negara berkembang seperti rupiah," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (29/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak mendatar atau stagnan di posisi Rp13.204 per dolar AS. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016