Sorong (ANTARA News) - Panglima Tentara Nasional Republik Indonesia, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo telah menyiapkan pasukannya untuk menyelamatkan para sandera jika instruksi turun dari Presiden RI, Joko Widodo.

Pasca penyanderaan 14 warga negara Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina, sejumlah personel TNI telah menuju Pulau Natuna dan mempersiapkan diri jika operasi pembebasan digelar.

"Saya sampaikan bahwa TNI sudah siap. Diperintahkan apapun juga oleh Presiden," kata Gatot di Sorong, Jumat.

Dia pun memastikan dalam waktu dekat ke 14 WNI ini bisa bebas. Jalur diplomasi yang telah ditempuh oleh pemerintah Indonesia dan Filipina pun berjalan baik.

"Kemudian yang paling penting, secara psikologis, perjuangan mereka adalah perjuangan Muslim. Sebentar lagi bulan puasa. Mudah-mudahan dengan demikian mereka sadar dan bisa bebaskan sanderanya," ucap dia.

Saat ini ada 14 orang disandera oleh kelompok tersebut, sebelumnya hanya 12 orang. Bertambahnya sandera tersebut karena kapal tunda Henry dan kapal Tongkang Cristi juga dibajak.

Kapal tersebut dibajak dalam perjalanan kembali ke Cepu, Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara, Indonesia pada 15 April 2016. Kedua kapal tersebut memuat 10 ABK juga merupakan WNI.

Beruntung lima diantaranya berhasil menyelamatkan diri dan meminta bantuan pihak keamanan Malaysia namun satu orang tertembak tetapi masih bisa diselamatkan.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016