Lebak (ANTARA News) - Harga komoditas karet di Kabupaten Lebak, Banten, pada minggu keempat April 2016 kembali mengalami kenaikan akibat dampak pembatasan ekspor ke luar negeri.

"Saya kira kenaikan harga karet itu tentu sedikit lega bagi pendapatan petani," kata Kepala Seksi Pengelola dan Pemasaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak, Rulyy Yanrila di Lebak, Jumat.

Kenaikan harga karet itu, tentu petani merasa terbantu untuk menutupi biaya produksi juga perawatan tanaman.

Sebab, beberapa bulan terakhir harga karet di pasaran anjlok sehingga banyak petani terancam gulung tikar.

Bahkan, petani terpaksa memberhentikan tenaga buruh sadap akibat tidak ada keuntungan itu.

Namun, saat ini harga karet mulai kembali terjadi kenaikan antara Rp200 sampai Rp1.500/Kg.

Saat ini, harga karet bentuk slab Rp21.500 dari sebelumnya Rp20.000/Kg, sedangkan slab Rp4.200/Kg dari semula Rp4.000/Kg.

"Kami berharap kenaikan karet itu dapat kembali menggairahkan petani," katanya.

Jayadi (55), seorang petani karet warga Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya merasa lega setelah harga karet terjadi kenaikan, meskipun tidak signifikan.

Kemungkinan harga karet itu terus mengalami kenaikan akibat pembatasan ekspor tersebut.

"Kami minta pemerintah dapat melindungi petani karet dengan kebijakan yang bisa menguntungkan bagi mereka," ujarnya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016