Kenaikan itu terutama disebabkan kenaikan produksi industri komputer, barang elektronika dan optik sebesar 24,26 persen,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik mencatat bahwa produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan I/2016 naik sebesar 5,91 persen yang disebabkan kenaikan produksi industri komputer, barang elektronika, dan optik.

"Kenaikan itu terutama disebabkan kenaikan produksi industri komputer, barang elektronika dan optik sebesar 24,26 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Suryamin mengatakan selain ada kenaikan dari industri komputer, barang elektronika dan optik tersebut juga ada kenaikan dari industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya sebesar 24,17 persen serta industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 23,31 persen.

Menurut Suryamin, pada triwulan I 2016 tersebut ada juga beberapa industri yang mengalami penurunan produksi yakni jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 14,43 persen, industri barang logam bukan mesin dan peralatannya turun 11,07 persen, serta Industri karet, barang dari karet, dan plastik turun 4,22 persen.

"Produksi industri manufaktur mikro dan kecil y-on-y pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara naik 35,10 persen, Provinsi Maluku naik 27,70 persen, dan Provinsi Maluku Utara naik 23,76 persen," kata Suryamin.

Sementara provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat turun 5,10 persen, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 4,33 persen, dan Provinsi Riau turun 3,86 persen.

Jika pertumbuhan produksi untuk IMK pada triwulan I 2016 dibandingkan dengan triwulan IV 2015, lanjut Suryamin, tercatat juga mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan produksi industri kertas dan barang dari kertas sebesar 13,95 persen.

"Selain itu juga industri komputer, barang elektronika dan optik naik 13,35 persen, serta mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya naik sebesar 12,37 persen," ujar Suryamin.

Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar, lanjut Suryamin, yakni jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 7,75 persen, Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya turun 7,70 persen, serta industri pengolahan tembakau turun 6,71 persen.

Tercatat, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I-2016 q-to-q pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara naik 6,09 persen, Provinsi Maluku Utara naik 5,68 persen, dan Provinsi Kalimantan Timur naik 5,45 persen.

Sementara provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Sulawesi Utara turun 8,45 persen, Provinsi Papua Barat turun 5,17 persen, dan Provinsi Sulawesi Selatan turun 4,58 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016