Sanur (ANTARA News) - Kementerian Agama melalui Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) terus berupaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama umat Khonghucu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas kompetensi tenaga pendidik Agama Khonghucu.

“Pendidikan Agama Konghucu menjadi hal vital bagi pengembangan Agama Khonghucu ke depan,” kata Kepala PKUB Ferimeldi saat memberikan sambuatan sekaligus membuka kegiatan Peningkatan Kualitas Kompetensi Tenaga Pendidik Agama Khonghucu Tahun 2016, di Sanur-Bali, Senin (02/05).

Menurut keterangan tertulis Kemenag, kegiatan ini diikuti oleh  50 pendidik Khonghucu utusan dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu (MATAKIN) dari Jawa Timur, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Jakarta, dan Bali.

Menurut Feri, penguatan kompetensi melalui mekanisme kegiatan seperti ini merupakan terobosan PKUB dalam rangka mengatasi problem belum adanya guru pendidikan agama Khonghucu yang sudah memenuhi standard kualifikasi sebagaimana diamanatkan undang-undang.

“Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik. Karena pada  waktunya nanti, pendidik Agama Konghucu di sekolah harus diisi oleh para sarjana pendidikan Agama Khonghucu,” jelasnya.

Ketiadaan sarjana agama Khonghucu saat ini masih dimaklumi mengingat lembaga pendidikan yang mencetak calon guru agama itu juga belum ada. Menurut Feri, Pemerintah masih memberikan toleransi, dan PKUB terus berusaha mencari jalan keluar agar pendidikan bagi anak Konghucu tetap bisa terpenuhi secara berkualitas.

“Mudah-mudahan para pendidikan Agama Khonghucu yang sekarang hadir nantinya bisa memberikan kontribusi yang cukup kepada bangsa ini. Tidak harus dalam bentuk materi, tapi bagaimana kita menciptakan kerukunan hidup umat beragama yang baik,” terangnya.

Feri berharap, guru agama Khonghucu ke depan dapat menjadi korektor yang bisa menunjukan hal yang baik dan buruk, salah dan benar kepada umatnya. Selain itu, guru juga bisa menjadi inspirator, organisator, motivator, insiator, dan sekaligur evaluator.

Senada dengan Ferimeldi, Kabag TU Kanwil Kemenag Bali Mustain mengatakan bahwa tantangan zaman yang semakin kompleks, menuntut pengembangan kompetensi guru. Sebab, bagaimana kualitas guru akan mencerminkan sejauh mana  kualitas muridnya.

Selama mengikuti  kegiatan ini, para pendidik Agama Khonghucu akan menerima sejumlah materi, antara lain: wawasan kebangsaan, kebijakan Bimas Khonghucu, Strategi  Peningkatan Kompetensi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Agama Khonghucu, Filosofi Kurikulum 2013, Analisi Standar Kompetensi Lulusan, Metode Pelajaran, dan hal teknis kependidikan lainnya.

Ketua Panitia Suwis Asto mengatakan bahwa setelah memperoleh pembekalan, para guru Agama Khonghucu nantinya harus  mengadakan pembinaan di tempat ibadah masing-masing, berbagi dengan sesama guru agama Khonghucu lainnya.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016