Surabaya (ANTARA News) - Menristekdikti Mohamad Nasir menilai "Gesits" atau "Garansindo Electrical Scooter ITS" yang merupakan hasil kolaborasi PT Garasindo dengan ITS akan bisa menjadi "leader" motor listrik di Indonesia dan bahkan di ASEAN.

"Paling tidak, kita sudah siap dan menguasai teknologinya, bahkan kalau Gesits bisa hadir lebih cepat di masyarakat akan menjadi satu-satunya di Indonesia dan akan bisa menjadi leader," katanya saat penyerahan prototipe Gesits di Bengkel Molina ITS Surabaya, Selasa.

Dalam kesempatan itu, Menristekdikti mencoba Gesits dengan mengitari lapangan uji coba di Bengkel Molina dengan didampingi Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, Managing Director Garansindo Group Muhammad Al Abdullah, dan Ketua Laboratorium Mobil Listrik Nasional ITS Muhammad Nur Yuniarto.

"Ini (Gesits) targetkan 2017 sudah produksi massal ya, nanti sertifikasi dari BPPT dan persetujuan desain dengan SNI dan BSNI akan saya bantu, karena BPPT dan BSNI itu kebetulan di bawah naungan Kemeristekdikti. Pokoknya, Gesits harus bisa menggeser motor konvensional," katanya.

Oleh karena itu, Menristekdikti menyarankan ITS membentuk "Holding University" yang akan menjadi lembaga bisnis untuk lembaga pendidikan dengan sumber riset peneliti sendiri.

"Kalau hasil riset ITS sudah mengarah pada inovasi yang siap untuk diproduksi secara komersial, ya bentuklah Holding University," katanya.

Namun, ia mengingatkan "Holding University" hanya bisa dilakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yang jumlahnya masih belasan PTN, seperti ITS, Unair, UGM, ITB, UI, dan sebagainya.

Menanggapi tantangan Menristekdikti untuk "Holding University" itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD mengaku pihaknya memang sudah membahas rencana itu dengan Majelis Wali Amanah (MWA) setelah ITS ditetapkan menjadi PTN-BH.

"Jadi, kita sebenarnya sudah siap, bahkan kita juga sudah sepakat menyiapkan sumberdaya manusia untuk ke sana. Kita akan menggratiskan 20 persen kuota untuk S2 bagi alumni S1 ITS," katanya.


Seperti Tukar Elpiji

Sementara itu, Managing Director Garansindo Group Muhammad Al Abdullah mengakui Garansindo memang ingin membangun karya anak bangsa bukan sebatas mimpi.

"Karena itu, saya bangga, saat kami menantang ITS untuk membuat motor listrik dengan komponen sendiri, ternyata ITS mampu membuktikan," katanya.

Oleh karena itu, katanya, Garansindo juga tidak akan main-main, dengan diterimanya prototipe Gesits akan langsung diproses untuk manufaktur dan infrastruktur guna merealisasikan produksi massal motor listrik pada akhir 2017 atau awal 2018.

"Kita optimistis, karena listrik yang terbatas akan kita atasi dengan sistem charge pada rumah penduduk, warung modern, SPBU, dan sebagainya seperti halnya kita menukar tabung elpiji," katanya.

Senada dengan itu, Ketua Laboratorium Mobil Listrik Nasional ITS Muhammad Nur Yuniarto menyatakan pihaknya juga menjamin keunggulan "Gesits" dibandingkan kendaraan serupa yang diproduksi negara lain.

"Kita berani menjamin, karena harga motor listrik kita pasti lebih murah yakni Rp15 juta hingga Rp20 juta per unit, karena komponen memakai bahan lokal, sedangkan produk lain bisa sepuluh kali lipatnya," katanya.

Selain itu, kualitas motor juga lebih baik. "Kita akan memakai dua sistem baterai, yakni sistem charge 1,5 jam hingga 2 jam untuk jarak tempuh 80-100 kilometer, lalu sistem tukar seperti elpiji. Untuk memantau kecepatan juga bisa dengan HP Android yang dikoneksikan dengan speedometer melalui bluetooth," katanya.

Sepeda motor listrik dengan desain skuter matik itu berdimensi 1.904 x 687 x 1.086 mm (PxLxT). Roda yang digunakan yaitu 14 inchi dan dilengkapi oleh rem cakram depan belakang. Untuk kemampuan baterai memiliki kapasitas 1.980 Wh dengan maximum discharge 61,2 Ampere.

Dalam kunjungan ke ITS itu, Menristekdikti juga melakukan penyerahan beberapa unit mesin CNC kepada Bupati Situbondo, Tuban, Banyuwangi, dan Magetan di Gedung Robotika ITS. Lalu Menristekdikti ke Gedung Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (Nasdec) untuk melihat beberapa produk karya ITS, seperti kapal perang. 
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016