Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 15 peneliti remaja dari sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) mengikuti kompetisi ilmiah Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) yang akan digelar di Amerika Serikat (AS) pada 8--15 Mei 2016.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus Ketua Scientific Review Committee Laksana Tri Handoko di Jakarta, Selasa, mengatakan Indonesia pada kali ini mendapatkan penambahan kuota jumlah proyek penelitian yang dapat turut serta dalam ajang Intel ISEF.

Para remaja yang dikirimkan dalam ajang tersebut merupakan pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-47 Tahun 2015 yang diselenggarakan LIPI dan pemenang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tahun 2015 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Menurut Handoko, khusus penyelenggaraan LKIR, proposal yang terjaring tahun ini naik secara signifikan. Jumlah proposal pada 2015 sebanyak 2.041, sedangkan pada 2016 sebanyak 3.203 proposal.

"Bila dihitung, proposal meningkat sekitar 63 persen dan ini harus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah mengingat sumber daya manusia Indonesia banyak yang memiliki potensi dalam menghasilkan inovasi-inovasi baru," ujar Handoko.

Sekretaris Utama LIPI Siti Nuramaliati Prijono mengatakan pengiriman para peneliti remaja pemenang LKIR dan juga OPSI tahun 2015 ke ajang Intel ISEF 2016 merupakan wujud nyata pembinaan yang serius dari LIPI dan Kemendikbud bagi generasi muda Indonesia.

Tujuannya agar para remaja bisa lebih mencintai kegiatan meneliti sebagai salah satu upaya peningkatan daya saing negeri ini di tataran global.

Intel ISEF merupakan ajang kompetisi penelitian ilmiah paling bergengsi di dunia yang diikuti oleh sekitar 1.800 siswa yang berasal dari lebih 80 negara di dunia, dan pada 2016 ini akan diselenggarakan di Phoenix Convention Center, Arizona, AS.

Pada keikutsertaan 2016, LIPI akan mengirimkan lima hasil karya (proyek penelitian) ilmiah pemenang LKIR pada 2015 dari sembilan siswa pemenang. Para pemenang dan hasil karya ilmiahnya akan dibagi ke dalam satu tim kategori Microbiology, satu tim kategori Material Science, satu tim kategori Chemistry, dan dua tim lainnya dalam kategori Social and Behavioral Science.

Sementara itu, Kemendikbud mengirimkan tiga tim proyek penelitian dari pemenang OPSI tahun 2015 yang terdiri dari enam siswa pemenang.

Sebagai informasi, para pemenang LKIR Tahun 2015 yang dikirim ke ajang Intel ISEF di antaranya Ni Putu Intan Apasari dan Cok Laksmi Pradna Paramita (SMA Negeri 3 Denpasar) Pemenang Pertama LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Maritim melalui penemuannya Fraksi Amti-Bakteri dari Phytoplankton di Perairan Bali sebagai Sumber Antibiotika Baru.

Aristo Kevin dan Maulana Imam Septyo Putro (SMA Negeri 3 Semarang) Pemenang Pertama LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik melalui penelitiannya tentang Lapisan Anti Karat yang Memanfaatkan Limbah Plastik Poliprofilena untuk meningkatkan ketahanan korosi dari seng di lingkungan air laut.

Kemudian, Jerome Adriel Tjiptadi dan Edwin Julianto (SMA Santa Laurensia Tangerang) Pemenang Kedua LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati dengan penelitian Pengembangan Produk Masker yang Mengandung Ekstrak Pregnane Glikosida dari Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) sebagai Penyerap Polutan Gas Berbahaya.

Nurkholifatul Maula dan Putri Rahayu Budiman (MAN Insan Cendekia Jambi) Pemenang Pertama LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan dengan judul penelitian Eksistensi Perkebunan Sawit Berpengaruh terhadap Integrasi Sosial dan Lingkungan di Masyarakat Jambi. Terakhir, Adhis Tessa (SMA Negeri 11 Unggulan Pinrang) Pemenang Ketiga LKIR 2015 Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan dengan tema penelitian Analisa Mengenai Intermediate Factor yang Menyebabkan Kemiskinan Struktural dan Kultural di Lingkungan Masyarakat Pinrang serta Ancamannya terhadap Sistem Ekologi Berkelanjutan.

Sementara itu, para pemenang OPSI yang akan dikirim ke ajang Intel ISEF adalah Pemenang Medali Emas Bidang IPA-Biologi oleh Chabib Fachry Albab dan Millah Khoirul Muazzah (SMAN 2 Lamongan) melalui penelitian Mengungkap Misteri Keberadaan Trulek Jawa (Vanellus macropterus) dan Usaha Konservasinya di Provinsi Jawa Timur (Studi Peta Lokasi Habitat dan Karakteristik Habitat Trulek Jawa).

Selanjutnya, pemenang Medali Emas Bidang Sains Fisika oleh Quinita Maria Jose Noronha dan Sepvina Mutikasari (SMA Negeri 3 Yogyakarta) melalui penelitian Kacamata Pendeteksi Nominal Uang bagi Penyandang Tuna Netra dan Pemenang Medali Perak Bidang Teknologi Lingkungan oleh Kartika Puspitasari dan Bagas Aditya (SMAN 6 Yogyakarta) dengan penelitian Potensi Biji Mahoni (Sweetenia mahogany L.jacq) sebagai Pembasmi Lemut Kerat pada Bantuan Candi.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016