Jayapura (ANTARA News) - Tokoh Papua yang juga salah seorang pelaku sejarah Pepera, Ramses Ohee, dengan tegas menyatakan bahwa Papua sah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga tidak perlu lagi diperdepatkan dengan argumen yang tidak benar.

"Saya adalah pelaku sejarah Pepera yang dihadiri oleh 1.025 orang tua-tua adat dan memutuskan untuk kembali ke pangkuan NKRI yang telah disepakati dan disetujui di PBB," kata Ramses Ohee di Kota Jayapura, Papua, Selasa.

Hal tersebut ditegaskan Ramses Ohee yang juga ondoafi Waena itu, guna menanggapi sejumlah isu-isu yang tidak benar tentang Papua yangh disuarakan oleh kelompok tertentu, seperti pada aksi demo pada Senin (2/5) siang oleh Komite Nasional Papua Barat.

"Saya sekarang sudah berumur 85 tahun dan diberi hidup oleh Tuhan agar menyiarkan dan menyampaikan apa yang benar kepada generasi muda tentang kejadian 1 Mei 1963. Serta betapa susahnya perjuangan pahlawan kita untuk mengusir kaum penjajag Belanda," katanya.

Untuk itu, Ketua Barisan Merah Putih (BMP) itu meminta dan mengajak pemuda Papua untuk berkaca pada perjuangan para pahlawan yang merebut kemerdekaan dengan susah payah.

"Perjuangan terkini adalah bagaimana kaum muda mempersiapkan diri menghadapi era global, era Masyarakat Ekonomi Asean yang mulai berlaku. Perbanyak pengalaman diberbagai bidang terutama kecakapan dan keahlian hidup sehingga bisa merdeka dalam kehidupan yang hakiki," kata Ramses Ohee menyarankan.

Sementara itu, mantan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jhon Norotuow mengatakan pemberitaan tentang Bumi Cenderawasih baik dari dalam dan luar negeri yang mengklaim banyak mendukung Papua untuk merdeka, sangat tidak benar.

"Saya saja yang sudah lama berada di luar negeri tidak ada satu pun negara yang mendukung, kecuali Vanuatu dan Kepulauan Solomon, dan ini adalah negera kecil yang sesewaktu bisa mengalami ketidakstabilan ekonomi sehingga mereka akan melupakan kami," katanya.

Ungdan-undang Otonomi Khusus yang diberlakukan di Papua, hampir sama dengan undang-undang yang berlaku di Amerika Serikat sehingga membuat orang berkulit hitam bisa menjadi pemimpin negara, seperti Presiden Barack Obama.

"Kita, orang Papua harus bersyukur bahwa masuknya Papua ke dalam bingkai NKRI adalah kehendak Tuhan. Kita tahu bahwa dunia ini semakin menyempit, dengan mendidik diri kita untuk menjadi bagian dari negara yang besar, mungkin ini pesan merdeka yang tepat untuk kita orang Papua," katanya.

"Sebaiknya dari sekarang para generasi muda Papua harus menyiapkan diri untuk masa depan yang baik. Untuk menata kehidupan yang lebih baik, cukuplah kami yang merasakan kesusahan, sehingga Indonesia merupakan harapan menuju cita-cita meraih sukses," tambahnya.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016