Sensasi terbesar sepak bola Eropa
Jakarta (ANTARA News) - Kisah prestasi menakjubkan Leicester City di Liga Utama Inggris setelah pada awal musim disepelekan dengan hanya dijagokan 1:5.000 untuk bisa menjadi juara liga, memenuhi halaman depan media massa seluruh dunia.

Leicester merebut gelar Liga Utama Inggris pertama dalam 132 tahun sejarah klub ini ketika peringkat kedua Tottenham Hotspur ditahan seri 2-2 oleh Chelsea sehingga tak mungkin lagi menghalangi Leicester untuk menjadi juara liga.

Pujian pertama untuk Leicester datang dari "France Football" yang menyebut "Leicester telah mencapai hal yang mustahil," sedangkan harian Bild dari Jerman melukiskan keberhasilan itu sebagai, "Sensasi terbesar sepak bola Eropa - Mukjizat juara Leicester itu nyata."

New York Times dari AS menurunkan artikel, "Leicester City menuntaskan kebangkitan dengan merebut gelar juara Liga Premier." Koran ini tertarik pada kenaikan bak meteor Leicester setelah terancam degradasi setahun sebelumnya.

Koran Australia, Sydney Morning Herald, menyuguhkan artikel "Kemenangan Leicester City di Liga Premier lebih dari sekadar mukjizat", sedangkan koran Norwegia, VG, menurunkan artikel, "Apa yang dikatakan Si Rubah?", Cha-Cha-Cha Champions (juara)".

Seluruh media Inggris memuja Leicester. Metro menulis, dari "nol menjadi pahlawan", Daily Mirrors menyanjung dengan kalimat "pencipta sejarah", sedangkan Sun dan Daily Star melukiskan keajaiban itu dengan kalimat singkat, "Si Biru berhasil". Koran terkemuka Inggris The Guardian memproklamasikan Si Rubah sebagai "Raja Inggris" lengkap dengan foto Raja Richard III yang kerangkanya dimakamkan di Leicester.

The Telegraph menggambarkan fakta Leicester juara itu dalam kalimat, "Diceritakan dalam (buku dongeng anak-anak Inggris terkenal) The Boy's Own Paper, tim dari kota kecil nan biasa-biasa telah bangkit dari nyaris ditimpa bencana setahun silam untuk menaklukkan lawan-lawan yang lebih mentereng dan kaya raya."

Sementara itu di Italia, koran La Gazetta dello Sport, menyanjung manajer Leicester City Claudio Ranieri sebagai "Raja Claudio" dengan menggambarkanya dalam sebuah patung Romawi. Koran Italia lainnya, Tuttosport, menyebut Ranieri "Raja Inggris", senada dengan koran Corriere dello Sport.

Di Spanyol, harian olah raga Marca menurunkan foto Ranieri bersama tulisan 'Ole Leicester!'. Ranieri pernah berkiprah di Spanyol dengan menjadi manajer Atletico Madrid dan Valencia.

Harian Mundo Deportivo menurunkan foto para pendukung Leicester City yang lagi larut dalam kebahagiaan di atas tulisan 'Mukjizat Leicester'. Sedangkan harian "AS" memuji keberhasilan Leicester sebagai mukjizat abad ini.

Judul besar harian Prancis, Le Parisien, berisi kalimat, "Leicester, Raja Inggris yang luar biasa", sedangkan L'Equipe's berkata "So Good! (Bagus sekali!)" dengan foto para pemain Leicester tengah berpesta kemenangan.

Berbeda dengan itu semua, koran Jepang, Sponichi, selain menyanjung Leicester, mengingatkan bahwa kini para bintang Leicester menjadi incaran klub-klub besar nan kaya raya yang berarti Leicester akan terseok-seok musim depan, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016