Kami berharap pembebasan sandera lainnya juga dapat segera terjadi, tetapi tanpa kebulatan tekad dari keterlibatan pemerintah Indonesia, dari Menteri Luar Negeri Ibu Retno dan Presiden (RI), hasil yang bagus tidak akan tercapai."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Filipina melalui Menteri Luar Negeri Jose Rene D Almendras menyampaikan pujian dan apresiasi atas upaya pemerintah Indonesia membebaskan sepuluh WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

"Kami memuji pemerintah Indonesia dan komitmen personal Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta Presiden Joko Widodo dalam upaya mereka untuk membebaskan para sandera," kata Menlu Filipina Almendras di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu.

Pernyataan tersebut disampaikan Almendras dalam pernyataan pers bersama Menlu RI Retno Marsudi setelah melakukan pertemuan bilateral di Gedung Pancasila.

"Suatu privilis bagi kami dapat bekerja bersama mereka semua," kata Almendras.

Menurut Menlu Filipina yang baru dilantik awal 2016 tersebut, masyarakat Indonesia perlu tahu bahwa pemerintah Indonesian telah melakukan yang terbaik untuk sepuluh sandera WNI yang telah dibebaskan pada 1 Mei lalu, dan saat ini tengah melakukan upaya yang sama kerasnya untuk membebaskan empat sandera lainnya yang masih ditahan kelompok bersenjata.

"Kami berharap pembebasan sandera lainnya juga dapat segera terjadi, tetapi tanpa kebulatan tekad dari keterlibatan pemerintah Indonesia, dari Menteri Luar Negeri Ibu Retno dan Presiden (RI), hasil yang bagus tidak akan tercapai," kata dia.

Sebelumnya dalam pertemuan bilateral, Menlu Filipina dan Indonesia telah membicarakan kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang, antara lain tentang negosiasi delimitasi batas landas kontinen, ekonomi dan perdagangan.

Terkait delimitasi batas landas kontinen, kedua menlu sepakat untuk segera mengadakan pertemuan teknis bersama guna mendorong kelanjutan negosiasi yang terakhir dilakukan di Bali pada Oktober 2014 lalu.

Kedua menlu menggarisbawahi pentingnya relevansi Konvensi PBB tentang Hukum Kelautan (UNCLOS) 1982 bahwa landas kontinen antara negara-negara yang pantainya berseberangan atau berdekatan seharusnya menetapkan batasnya melalui kesepakatan berdasarkan hukum internaional untuk mencapai solusi yang adil.

Di bidang ekonomi dan perdagangan, Indonesia dan Filipina telah menikmati hubungan bilateral yang stabil dengan nilai perdagangan mencapai 4,6 miliar dolar AS pada 2015 atau meningkat dari tahun 2014 yang sebesar 4,59 dolar AS.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016