... setiap divisi terdiri atas 10.000 tentara...
Moskow (ANTARA News) - "Rusia akan membentuk tiga divisi militer baru untuk menghadapi pertumbuhan kekuatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)," kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, Rabu.

Dua dari divisi baru itu akan ditempatkan di sepanjang perbatasan barat Rusia dan satu lagi di sepanjang perbatasan selatan, kata Shoigu dalam pernyataan yang disiarkan di televisi. Divisi-divisi baru itu akan dibentuk akhir tahun ini.

Angkatan Bersenjata Federasi Rusia terdiri dari Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Ruang Angkasa, Angkatan Peluru Kendali, dan Angkatan Pasukan Payung. 

Data menyatakan, kekuatan aktif kelima matra Angkatan Bersenjara Federasi Rusia itu sekitar 766.000 personel dengan personel cadangan lebih dari 2 juta orang. Militer Rusia ini pernah direorganisasi pada 2008 dan baru diwujudkan pada 2012.

Media Rusia, mengutip sumber militer yang tidak disebutkan namanya, mengatakan divisi baru itu sepertinya merupakan pasukan senapan bermotor, dan setiap divisi terdiri atas 10.000 tentara.

"Kementerian Pertahanan telah mengadopsi sejumlah langkah untuk menghadapi berkembangnya kapasitas pasukan NATO yang berdekatan dengan perbatasan Rusia," kata Shoigu.

Distrik Militer Barat Rusia berbatasan dengan Ukraina, Belarus, negara-negara Baltik dan Finlandia. Distrik Militer Selatan berbatasan dengan Ukraina, Georgia, dan Azerbaijan.

Rusia marah atas peningkatan kehadiran NATO di negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet serta latihan-latihan militer yang digelar di dekat perbatasannya.

Namun aksi-aksinya sendiri, terutama pencaplokan Krimea di Ukraina pada 2014, telah memantik kemarahan di kawasan itu, dan Estonia, Latvia serta Lithuania meminta NATO memperluas kehadirannya di tanah mereka sebagai langkah berjaga-jaga.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ashton Carter, mengatakan, Senin, NATO mempertimbangkan merotasi empat batalion tentara melalui negara-negara anggota di timur.

Ketegangan di Baltik meningkat dalam beberapa pekan terakhir dengan jet-jet Rusia yang menghadang pesawat-pesawat pengintai AS dan membuat simulasi serangan di dekat kapal perang Amerika Serikat.

Kremlin membantah keras memiliki niat menyerang negara-negara Baltik, namun sering kali mengatakan bahwa mereka telah menjadi "inti fobia Rusia" yang agresif mendorong NATO menuju ke arah anti-Rusia secara konsisten.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016