New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena kebakaran besar di wilayah pasir minyak Kanada membatasi produksi.

Kobaran api yang tidak terkendali menekan kota minyak Kanada, Fort McMurray, setelah lebih dari 80.000 orang terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan hidup mereka.

Pihak berwenang memperingatkan bahwa dalam 24 jam berikutnya akan menjadi penting untuk kelangsungan hidup kota itu.

Laporan-laporan mengatakan kebakaran di wilayah pasir minyak Kanada belum mencapai fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mengekstrak minyak mentah, tetapi beberapa pipa minyak telah ditutup, pekerja dipaksa untuk meninggalkan.

"Saluran pipa di wilayah ini ditutup sebagai tindakan pencegahan, sementara produksi di fasilitas-fasilitas di daerah tersebut sedang terganggu," kata Matt Smith di ClipperData.

"Jumlah yang sedang terganggu di sekitar itu, dengan perkiraan setinggi 800.000 barel per hari untuk berapa banyak produksi Kanada bisa menjadi tidak terkoneksi," katanya.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, berakhir pada 44,32 dolar AS per barel, naik 54 sen, di New York Mercantile Exchange. Kontrak berjangka AS sempat naik setinggi 46,07 dolar AS, level yang terakhir dicapai pada November, sebelum mundur kembali.

Di London, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli naik 39 sen menjadi menetap di 45,01 dolar AS per barel.

Kyle Cooper dari IAF Advisors mengatakan para investor pada Kamis telah terpukul beberapa tingkat resistensi terhadap kenaikan harga lebih lanjut. "Reli ini mungkin sedikit lelah," katanya.

Pada Kamis, harga juga didukung oleh krisis politik di Libya yang dapat membatasi produksi minyak dan penurunan kembali dalam produksi minyak AS pekan lalu, kata para analis.

"Produksi minyak AS pada titik terendah dalam delapan bulan, serta kebakaran membatasi produksi Kanada, telah mendukung harga," kata analis CMC Markets Jasper Lawler.

Produksi minyak AS turun 46.000 barel menjadi 8,923 juta barel per hari pada pekan lalu, menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang dirilis Rabu, demikian Xinhua.

(T.A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016