... 150 tahun yang lalu raja dari Thailand pernah datang ke Borobudur ..."
Magelang (ANTARA News) - Menteri Agama Buddha Thaliand, Venerable Phrabrom Masith, mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat.

Kunjungan Menteri Masith tersebut diterima oleh Retno Hardiasiwi selaku Direktur Operasi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, bersama Kepala Balai Konservasi Borobudur, Marsis Sutopo.

Venerable Phrabrom Masith mengatakan sangat kagum dengan keberagaman di Indonesia.

Ia mengatakan, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tetapi Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha tetap terjaga kelestariannya.

Bante Mahavira yang mendampingi Venerable Phrabrom Masith dalam kunjungan tersebut mengatakan kunjungan ini membawa sutra-sutra lontar dari keping emas atau tembaga sebagai misi kedamaian.

"Hari ini berkunjung ke Borobudur dimana, 150 tahun yang lalu raja dari Thailand pernah datang ke Borobudur, yang menentukan Borobudur adalah peninggalan Buddha. Pada waktu itu sudah ada kesepakatan untuk mengembangkan Borobudur untuk dunia supaya orang dunia lebih mengenal Borobudur," katanya.

Retno Hardiasiwi mengatakan, 150 tahun yang lalu dari Kerajaan Thailand pernah hadir di Candi Borobudur, dengan pertemuan kali ini dapat merapatkan hubungan yang harmonis antara Indonesia dan Thailand, khususnya umat Buddha di Thailand dan negara-negara lain untuk berkunjung di Candi Borobudur.

"Melalui kerja sama yang harmonis antara Thailand dan Indonesia khususnya di dalam kebudayaan dan juga umat Buddha yang datang ke Borobudur ini kami harapkan semua bisa mengetahui keberadaan candi agung di Borobudur ini," katanya.

Ia menuturkan, kunjungan ini untuk menjalin silaturahmi antara Thailand dan Indonesia, khusunya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

"Kalau melihat sejarahnya 150 tahun lalu raja dari Thailand pernah berkunjung ke sini, harapan kami ada biku berbagai sangha, umat Buddha yang ada di Thailand dan negara lain bisa membawa umatnya berkunjung ke Borobudur," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016