Ternyata, pelaku memang memiliki riwayat kelainan jiwa ..."
Makassar (ANTARA News) - Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menemui pelaku pembunuhan anak kandung secara sadis, yakni seorang ayah memukul putranya menggunakan tabung gas elpiji berukuran tiga kilogram.

"Jadi saya langsung berbincang sama pelakunya, dan ternyata ada beberapa penjelasannya itu berubah-ubah. Inilah yang harus didalami oleh polisi," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, di Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.

Jamaluddin (32) memukul anaknya, Alimuddin (5), menggunakan tabung gas yang menewaskan anaknya dengan luka berat di bagian kepala.

Didampingi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Kombes Pol Frans Barung Mangera dan Kapolsek Tamalanrea Kompol Dewa Agung Roy, Arist mengemukakan bahwa sengaja datang ke Makassar untuk mendengarkan langsung kesaksian pelaku.

"Saya ke Makassar untuk bertemu langsung dengan pelaku dan mau mendalami apakah perbuatan itu dilakukan secara sadar atau tidak? Ternyata, pelaku memang memiliki riwayat kelainan jiwa, dan inilah yang harus didalami polisi," katanya.

Sementara itu, pelaku Jamaluddin yang berbincang dengan Arist Merdeka Sirait mengaku menyesal telah membunuh anak keduanya itu dengan menggunakan tabung gas.

Dia juga siap menerima semua konsekwensi hukum yang akan diberikan kepadanya, meskipun nanti pengadilan negeri akan memberikannya hukuman mati.

"Saya siap menerima hukuman apapun Pak. Saya juga sudah tidak perduli dengan diriku, walau dihukum mati sekarang juga saya siap. Tapi, saya lakukan itu bukan dalam keadaan sadar, tapi ada sesuatu yang gaib yang mendorongku melakukan itu," katanya.

Jamaluddin memukul Alimuddin alias Alif di rumahnya pada Kamis (5/5) sekitar pukul 06.30 Wita.

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016