... penyu bisa lestari dan lokasi penangkaran menjadi tujuan wisatawan."
Lubuk Basung (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menetaskan 1.100 telur penyu di Gasan Ketek, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Mutiara, untuk melestarikan satwa itu.

"Penetasan 1.100 butir telur penyu dengan jenis sisik ini mulai dilakukan beberapa bulan lalu," kata Kepala DKP Agam Ermanto di Lubuk Basung, Jumat.

Ia mengatakan, dari 1.100 telur penyu itu baru sebanyak 350 butir yang menetas dan telah dilepaskan di Pulau Tangah sebanyak 200 ekor pada Kamis (28/4).

Sisanya, menurut dia, masih berada di penangkaran yang dalam waktu dekat akan dilepaskan lagi.

Sementara itu, dikemukakannya, 750 telur lainnya belum menetas dan kemungkinan dalam waktu dekat akan menetas.

Dana untuk menetaskan telur tersebut,  dinilainya, sebesar Rp40 juta yang digunakan untuk membeli telur dan honor petugas.

"Dana ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016. Tahun ini kita juga mendapatkan dana dari Provinsi Sumbar sebesar Rp150 juta untuk membangun lokasi penangkaran dan Rp800 juta untuk jalan menuju lokasi," katanya.

Penetasan telur penyu ini dilakukan secara alami dengan cara menyimpan telur tersebut di dalam pasir kedalaman sekitar 50 centimeter.

Lokasi tersebut dilindungi dengan jaring alat penangkap ikan agar anak penyu tidak lepas dan tidak dilalui oleh warga.

Penetasan telur penyu ini, menurut Ermanto, bertujuan untuk melestarikan binatang laut yang memiliki usia cukup lama, karena penyu tersebut mulai punah di perairan Tiku.

"Ini sasaran kita sehingga penyu bisa lestari dan lokasi penangkaran menjadi tujuan wisatawan," katanya.

Sementara petugas penangkar penyu, Azirudin, mengatakan penetasan 1.100 butir telur penyu ini merupakan tahun kedua karena pada 2015 pihaknya juga menetaskan sebanyak 1.000 butir telur penyu.

"Dari 1.000 butir telur ini hanya sekitar 80 persen yang menetas. Telur ini diperoleh dari nelayan di sepanjang garis pantai Tanjung Mutiara," katanya menambahkan.

Pewarta: Eko Fajri
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016