Bapak Uskup menyampaikan agar apabila ada masalah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh warga maka selesaikan itu melalui penegakkan hukum...."
Timika (ANTARA News) - Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr meminta jajaran kepolisian setempat menegakkan hukum positif untuk mengatasi berbagai kasus kriminalitas yang terjadi di wilayah itu guna mencegah terjadi konflik horizontal antarwarga.

"Bapak Uskup menyampaikan agar apabila ada masalah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh warga maka selesaikan itu melalui penegakkan hukum. Kalau masalah itu sudah ditangani oleh pihak kepolisian, maka jangan lagi disangkut-pautkan dengan persoalan suku dan embel-embel lainnya," ujar Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mudjiharso usai bertemu dengan Uskup John Saklil di Timika, Selasa.

Uskup Saklil, demikian Kapolres Mimika, merasa prihatin dengan semakin tingginya sentimen kesukuan di Timika akhir-akhir ini. Hal itu bisa berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik.

"Ketika terjadi permasalahan, apalagi tindak kriminalitas, jangan selalu bertanya orang dari suku mana pelakunya karena masalah kriminal merupakan masalah individu yang tidak boleh dikait-kaitkan dengan kelompok atau suku. Kelompok atau suku pun tidak boleh melindungi warganya yang melakukan tindakan kriminalitas," ujar Yustanto mengutip pesan Uskup Timika.

Pada Selasa petang Kapolres Mimika Yusanto Mudjiharso menemui Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr di kediaman Uskup Saklil guna membicarakan berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Timika akhir-akhir ini.

Berbagai persoalan yang dibahas Kapolres Mimika dengan Uskup Timika tersebut diantaranya menyangkut permasalahan antarwarga Suku Bugis dengan Suku Kei yang terjadi pekan lalu. Permasalahan tersebut bermula dari kasus pembunuhan seorang tukang ojek bernama Agus Jaya oleh PM di Jalan Hasanuddin Irigasi Ujung Timika pada Senin (2/5) malam.

Peristiwa itu memicu ketegangan antarwarga Suku Bugis dan Kei di Timika. Tidak itu saja, aparat kepolisian yang hendak membongkar blokade jalan di kompleks Gang Wowor Kelurahan Kwamki juga terlibat bentrok dengan warga setempat pada Kamis (5/5) malam.

Buntut dari peristiwa itu, sebanyak 15 rumah dan 10 sepeda motor warga Kompleks Wowor dirusak oleh aparat, beberapa warga dianiaya, bahkan salah seorang ibu rumah tangga terkena tembakan pada bagian kakinya.

Sementara itu Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang mengimbau warga Kota Timika agar selalu menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan kedamaian tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan.

"Kita semua merindukan kedamaian di Kota Timika. Kalau tidak ada kedamaian, bagaimana mungkin kita bisa melakukan segala sesuatu. Terobosan yang dilakukan oleh Kapolres Mimika bersama DPRD untuk mendamaikan pihak-pihak yang terlibat permasalahan kita dukung sepenuhnya," kata Bassang.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016