Jika kalian menuduh saya telah membunuhi orang-orang itu, maka gugatlah saya tetapi saya juga akan bunuh kalian
Manila (ANTARA News) - Sewaktu menjadi Wali Kota Davao, Rodrigo Duterte dikenal dengan sebutan "Si Penghukum" yang kata-kata penuh umpatan dan ancaman matinya kepada geng-geng narkoba telah melesatkannya menjadi presiden Filipina pada Pemilu 9 Mei.

Dia telah membuat nyali para kriminal di Davao, terutama para penjahat narkotika, menciut, dan membuat jatuh hati para pemilih pada Pemilu Presiden beberapa hari lalu sehingga dia menjadi presiden negara tepat di utara Indonesia ini.

Berikut beberapa kalimat keras yang dia katakan mengenai bagaimana dia menghadapi para penjahat.

"Lupakan hak asasi manusia. Jika saya berhasil masuk istana kepresidenan, saya hanya akan melakukan apa yang telah saya lakukan sewaktu menjadi wali kota dulu. Kalian para pecinta narkoba, tukang sembunyi dan tak mau berbuat apa-apa, lebih baik enyah saja kalian. Karena saya akan bunuh kalian. Saya akan buang kalian semua ke Teluk Manila untuk menggemukkan perut ikan-ikan di sana."
(Dalam kampanye presidensial terakhirnya pada 7 Mei di Manila)

"Anda membahas ringkasan pembunuhan? Maaf, memang banyak orang-orang jahat mati. Tapi bagaimana dengan nasib orang-orang yang disiksanya? Siapa yang mempedulikan mereka?"
(Pernyataan kepada Reuters di Davao sewaktu kampanye presiden lalu)

"Saya bilang mari kita bunuh lima penjahat setiap minggu, sehingga mereka musnah."
(Saat berjanji untuk menghidupkan hukuman mati)

"Berhenti atau pergi jauh. Jika kalian tidak bisa dan tidak mau bisa, maka kalian tidak akan selamat. Pilihan kalian hanya tinggalkan secara vertikal atau horisontal."
(Mengancam para penjahat agar tidak kembali ke Davao sewaktu menjadi wali kota)

"Jika kalian menuduh saya telah membunuhi orang-orang itu, maka gugatlah saya tetapi saya juga akan bunuh kalian."
(Pidato sewaktu kampanye)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016