Biar dua sistem itu berjalan bersama-sama menjadi kekuatan umat."
Yogyakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla berharap para pengusaha dua organisasi Islam besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, saling melengkapi untuk membangun kekuatan perekonomian nasional dan umat Muslim pada khususnya.

"NU dan Muhammadiyah sama-sama memiliki spirit usaha yang hebat dengan model yang berbeda," kata Wapres Kalla saat membuka acara Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Wapres, dua organisasi Islam tersebut memiliki kekuatan yang tidak sama, namun bisa saling melengkapi.

Muhammdiyah, dinilai Wapres Kalla, memiliki kekuatan dalam aspek manajerial usaha, sedangkanNU lebih menonjol dalam aspek praktik berwirausaha secara perorangan.

Wapres mengibaratkan Muhammadiyah adalah Holding Company yang menaungi banyak cabang usaha, seperti rumah sakit dan kampus beraset besar.

Sementara itu, NU seperti usaha waralaba yang ditunjukkan dengan banyaknya yayasan sekolah, namun tidak menyatu, melainkan dimiliki masing-masing kiai.

"Jika NU disuntikkan kemampuan manajerial, maka tentu akan menjadi kekuatan usaha yang sama-sama hebat. Biar dua sistem itu berjalan bersama-sama menjadi kekuatan umat," kata Wapres Kalla.

Menurut Wapres, semangat kewirausahaan perlu terus dibangun di internal dua organisasi itu dengan mencontoh para pendirinya, seperti KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari yang melakukan dakwahnya melalui berdagang.

Apalagi, dikemukakan Wapres, terbentuknya corak Islam yang moderat di Indonesia juga tidak terlepas dari peran para ulama yang merangkap sebagai pengusaha atau pengusaha yang merangkap sebagai ulama.

"Pengusaha itu selalu ingin jalan tengah dan tidak ingin bentrok dengan siapa saja," kata Wapres.

Menurut Wapres, pemerintah akan selalu memberikan dukungan tumbuhnya wirausahawan baru dengan memberikan berbagai kemudahan, antara lain dengan menurunkan bunga kredit usaha rakyat (KUR).

"Kami turunkan dari 12 persen menjadi sembilan persen dan tahun depan Insya Allah menjadi tujuh persen," kata Wapres Kalla.

Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar ke-47 Muhammadiyah tahun 2015 di Makassar sekaligus menjadi ajang pertemuan sebanyak 400 para pelaku usaha serta pakar ekononomi Muhammadiyah se-Indonesia.

Sejumlah topik yang akan dibicarakan dalam kegiatan Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah yang bersamaan dengan Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammdiyah itu. seperti ekonomi syariah, ekonomi regional, dan revitalisasi aset ekonomi penguatan dakwah Muhammadiyah.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016