Seoul (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo telah melakukan perjalanan ke Seoul, Korea Selatan dari Pulau Bali selama sekitar 7 jam dan tiba di Lanud Seoul, Kota Seongnam pada sekitar pukul 17.05 waktu setempat atau lebih cepat 2 jam dari waktu di Jakarta (WIB).

Presiden yang didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution serta Menteri Perdagangan Thomas Lembong berangkat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menumpang pesawat kepresidenan Indonesia Satu pada Minggu sekitar pukul 09.20 WITA.

Kemudian, Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP juga turut dalam rombongan Presiden ke Korsel dan Rusia tersebut.

Pada saat keberangkatan, Presiden di antar oleh sejumlah pejabat negara yaitu Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan dan Mensesneg Pratikno.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani telah tiba di Seoul mendahului rombongan presiden.

Beberapa agenda telah dipersiapkan oleh Presiden Jokowi selama berada di Korsel antara lain pertemuan Diaspora bersama WNI di Seoul, kunjungan kehormatan menemui Presiden Park Geun-heu pada Senin (16/5) serta menyaksikan beberapa penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama investasi maupun bisnis dengan mitra Korsel.

Udara dingin khas negara subtropis bersama hujan deras juga menyambut Jokowi dan rombongan di lanud itu.

Dubes RI untuk Korea Selatan John A Prasetio beserta ibu Dubes menyambut ketibaan Presiden di Lanud Seoul.

Sejumlah pejabat negara Korsel juga menyambut kedatangan orang nomor 1 di Indonesia itu di antaranya Dirjen Protokol Kementerian Luar Negeri Korsel Lee Jung-il dan Dirjen Biro Kawasan Pasifik Tenggara Kementerian Luar Negeri Korsel Kang Yong Hoon serta Dubes Korsel untuk Indonesia Taiyoung Cho.

Suara tembakan meriam hampa juga terdengar sebanyak 21 kali sebagai tanda penghormatan kedatangan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi.

Selama kunjungan di Korsel, Presiden akan bermalam di Lotte Hotel yang terletak di pusat kota Seoul.

Setibanya di Hotel Lotte, sejumlah WNI yang tinggal di Seoul menyambut kedatangan Jokowi di lobby hotel dengan menyanyikan lagu nasional "Dari Sabang Sampai Merauke" dan "Berkibarlah Benderaku" serta mengibarkan bendera kecil merah putih bersama sejumlah staf hotel yang juga turut menyambut.

Pada Minggu malam (15/5) sekitar pukul 18.30 waktu setempat Presiden diagendakan langsung mengikuti acara pertemuan Diaspora dengan WNI di Crystal Ballroom, Lotte Hotel bersama Dubes John dan pejabat negara yang ikut serta dalam kunjungan kenegaraan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan kunjungan kenegaraan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat Indonesia melalui sejumlah pencapaian kerja sama bisnis maupun investasi yang konkrit.

Korea Selatan terus membangun hubungan diplomatik yang erat dengan Indonesia sejak 43 tahun lalu, tepatnya dimulai pada September 1973.

Seiring dengan perkembangan teknologi di Negeri Ginseng, Indonesia menginginkan negara itu untuk menjadi mitra akselerasi industrialisasi di Tanah Air.

Masih menurut Retno, selain industri, Presiden akan mendiskusikan potensi kerja sama kedua negara baik dalam bidang perdagangan, pariwisata dan investasi di bidang lainnya.

Forum bisnis, baik secara "one on one meeting" maupun "roundtable discussion" bersama 20 pengusaha besar di Negeri Ginseng akan dilakukan oleh Presiden yang pada bulan Maret lalu dikaruniai cucu dari pasangan anaknya; Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda.

Menlu mengatakan Jokowi direncanakan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman atau MoU yang terdiri di beberapa bidang antara lain industri kreatif, pemberantasan korupsi, olahraga, transportasi, pertahanan dan teknologi serta lingkungan hidup.

Retno meyakini bahwa 20 pemimpin perusahaan yang akan melakukan "bussiness luncheon" bersama Presiden Jokowi merupakan para "taipan" asal Korsel yang diharapkan dapat menambah atau mengembangkan bisnis mereka di Indonesia.

"Creative industry jadi salah satu prioritas, selain akselerasi industrialisasi. Akan ada penandatanganan juga karna Korsel juga sangat maju dalam industri kreatif," jelas Menlu.


Pembicara kunci

Sementara itu, Duta Besar Taiyoung Cho ditemui di Jakarta pekan lalu menjelaskan kedua negara juga akan menandatangani MoU di bidang konservasi lingkungan hidup dan kehutanan serta pengelolaan lahan gambut.

Dalam sektor bisnis, Taiyoung juga mengatakan akan ada penandatanganan nota kesepahaman di sektor industri baja dan bahan kimia sehingga menambah panjang daftar hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Negeri Ginseng.

Selain berfokus di sektor bisnis dan investasi, Jokowi juga dipercaya untuk menjadi pembicara utama dan berpidato dalam "Asian Leadership Conference" 2016 yang mengangkat tema "Kepemimpinan serta Inovasi".

"Ini merupakan satu forum yang sangat besar sekali dan Presiden diminta untuk memberikan keynote speech (pembicara kunci) yang bertema Leadership and Innovation," ucap Menlu Retno.

Presiden Jokowi akan turut serta dalam konferensi yang sedianya diselenggarakan di The Shilla Hotel, Seoul sebagai perhelatan bergengsi yang digelar oleh media harian besar di Korsel, The Chosun Ilbo.

Diskusi yang pertama kali diadakan pada 2005 tersebut, pernah mengundang total sekitar 150 pembicara dari seluruh dunia dan mengikutsertakan ribuan partisipan yang membahas isu baik mengenai kondisi sosial, politik, ekonomi serta kebudayaan di wilayah Asia.

Pada 2015, The Chosun Ilbo menyelenggarakan konferensi itu juga di The Shilla Hotel pada 19-20 Mei yang mengangkat tema utama "Commemorating the Past, Celebrating the Future" dengan menghadirkan beberapa tokoh dunia yaitu Perdana Menteri ke-15 India Narendra Modi.

Berikutnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mantan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, mantan Presiden Jerman Horst Kohler, mantan Wakil Perdana Menteri China Tang Jiaxuan, mantan Perdana Menteri Jepang Murayama Tomiichi, Ketua lembaga Education Above All Sheikha Moza bin Nasser serta pendiri sekaligus Dirut Alibaba Grup Jack Ma.

The Chosun Ilbo juga pernah mengundang Presiden Korsel Park Geun-hye, mantan Presiden AS George W Bush, mantan Perdana Menteri Jepang Hatoyama Yukio, mantan Presiden Singapura Goh Chok Tong, mantan Perdana Menteri Australia Julia Gillard, mantan Perdana Menteri Jerman Timur Lothar De Maizere, mantan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan serta mantan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta untuk memberikan pidato mengenai "One Korea, New Asia" pada 2014.

Tokoh lain dari Indonesia yang juga pernah menjadi pembicara kunci dalam forum "Asian Leadership Conference" tersebut adalah Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Kunjungan kenegaraan pada Mei 2016 ini merupakan kali kedua Presiden Jokowi menjejak Korsel, setelah sebelumnya pada penghujung 2014 melakukan kunjungan ke Kota Busan yang berada di selatan negeri itu.

Saat kunjungan yang dilakukan Desember 2014 itu, sebelum menghadiri KTT ASEAN-Korsel, Presiden menyempatkan diri berkunjung ke salah satu industri di Korsel, yaitu industri galangan kapal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).

Jokowi kagum akan kecanggihan teknologi Negeri Ginseng dalam menguasai bidang pembuatan kapal. Indonesia memang sedang melakukan kerja sama pembelian tiga kapal selam dengan Korsel, di mana dua dibuat di Negeri Ginseng dan satu dibuat di Indonesia.

Penyerahan kapal selam tersebut diharapkan bisa dilakukan pada 2017 dan 2018.

Korea Selatan merupakan investor ke-5 terbesar di Indonesia dengan jumlah investasi 1,2 miliar dolar AS pada 2015 yang meningkat dari 1,1 miliar dolar AS pada 2014.

Puncak nilai perdagangan kedua negara pernah terjadi pada 2011 dengan menyentuh total nilai 30 miliar dolar AS.

Sementara itu, nilai perdagangan Indonesia-Korsel pada Januari-Mei 2015 tercatat sebesar 7,07 miliar dolar AS. Sebelumnya pada 2014, menurut Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar 22,47 miliar dolar AS.

Data dari Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat jumlah kunjungan wisatawan Korsel ke Indonesia pada Periode Januari-Oktober 2014 tercatat sebanyak 274.522 orang.

Sementara total kunjungan WNI yang berwisata ke Negeri Ginseng pada 2014 sebanyak 208.329 orang.

Usai melakukan kunjungan kenegaraan di Korsel, Presiden Jokowi akan melanjutkan lawatan di luar negeri ke Kota Sochi, Rusia untuk menghadiri KTT ASEAN-Rusia pada 19-20 Mei 2016.

Di Sochi, Presiden juga direncanakan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 18 Mei 2016 membahas kerja sama bilateral di berbagai bidang antara lain bisnis dan investasi.

KTT ASEAN-Rusia tersebut juga menjadi perhelatan 20 tahun kemitraan ASEAN-Rusia.

Dalam konferensi itu akan disepakati beberapa persetujuan antara lain Deklarasi Sochi dan rencana aksi kerja sama ASEAN-Rusia selama lima tahun kedepan.

Seluruh kegiatan tersebut, tidak lain bertujuan untuk memperkuat ekonomi ASEAN, khususnya Indonesia melalui kerja sama dengan negara sahabat.

Indonesia sedang membangun sejumlah fasilitas untuk mempermudah kegiatan bisnis termasuk infrastruktur guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari wilayah pelosok dan meningkatkan daya saing diantara negara-negara di ASEAN.

Kunjungan Presiden Jokowi ke negara-negara tersebut, diharapkan menjadi pendorong bagi masuknya investasi langsung untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.

Oleh Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016