Bincang-bincang dengan Bunga Citra Lestari

Orang lihat aku sibuk, tapi aku berusaha menjalankan yang sudah jadi kodrat. Misalnya belanja bulanan, aku pikirin apa saja yang harus dibawa ke rumah. Itu kenikmatan jadi ibu rumah tangga. Walau banyak helper di rumah, tapi semua harus di-direct, aku yang direct mereka. Tapi kalau ada momen bisa menyiapkan berdua, suami aku gerek-gerek untuk bantu cuci, sama anak juga ikut.

Mama yang punya koneksi dengan anaknya. Aku yakin setiap mama berbeda, anak juga berbeda. Bagaimana caranya mendapatkan keseimbangan antara mama dan anak. Bagaimana kita mencari jalan tengah. Misalnya, anakku sensitif, tapi mamanya nyablak. Bagaimana caranya kita ketemu itu di tengah. Kurasan itu semua harus dimulai dari diskusi. Anak dianggap sebagai manusia lain, bukan punya kita, tetapi manusia lain yang punya pendirian berbeda.

Saya berusaha kenalkan banyak ke alam, tapi ada oma, om, sepupunya yang senang juga bawa ke mal. Harus seimbang. Dikenalkan ke alam itu perlu, tapi kecanggihan teknologi juga perlu dikenalkan untuk pengetahuan dia. Kalau cuma tahu nature dan enggak tahu teknologi, misalnya enggak bisa main video game, nanti dia panik. Tapi jangan terlalu dilarang (teknologi), nanti dia pingin.

Kalau bisa inginnya liburan terus, tapi lihat saja ada momennya ajak Noah pergi nonton film, ke pantai, ke gym daddy ikut lihat olahraga, lari pagi sama-sama. Harus bisa fleksibel dengan waktu. Dia juga senang main lego, baca buku, game. Dari kecil sudah diajarin baca dan dia tergila-gila lego. Tapi kalau dikasih kesempatan ke luar, dia suka main bola dan main sepeda.

Karena maminya senang pantai, jadi banyak dibawa ke pantai.