Jakarta (ANTARA News) - PT. Bank Mandiri Persero Tbk akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp5 triliun pada kuartal III 2016, untuk menaikkan himpunan pendanaan perseroan, sekaligus memanfaatkan limpahan dana repatriasi dari rencana penerapan pengampunan pajak (tax amnesty).

Obligasi Rp5 triliun berdenominasi rupiah itu juga merupakan tahap awal Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dari bank plat merah tersebut, dengan total target dana yang diserap mencapai Rp14 triliun hingga 2018, kata Direktur Treasuri dan Market Bank Mandiri Pahala Mansury di Jakarta, Senin.

"Kira-kira September tahap I, bookbuilding (penawaran awal) sehabis Lebaran," kata dia.

Pahala mengatakan perseroan memang membutuhkan pendanaan untuk menopang rencana ekspansi bisnis, salah satu rencana tersebut untuk mengakselerasi penyaluran kredit, terumasuk kredit infrastruktur.

Selain itu, menurut Pahala, Mandiri memiliki simpanan berjangka mayoritas berjangka waktu (tenor) pendek berkisar satu-tiga bulan. Padahal, emiten bersandi BMRI mulai aktif menggelontorkan pembiayaan berjangka waktu panjang, seperti halnya pembiayaan infrastruktur.

Dari porsi simpanan berjangka pada komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Mandiri, tenor satu-enam bulan mencapai porsi 88,9 persen. Kemudian, tenor 6-12 bulan sembilan persen, dan sisanya dengan tenor di atas 12 bulan.

Rencananya, pada 2017, Mandiri akan menerbitkan obligasi Rp5 triliun, kemudian, pada 2018, sebesar Rp4 triliun. Tenor PUB Mandiri berkisar 5-10 tahun.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016