Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange memperpanjang kenaikannya pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar ekuitas AS melemah.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni naik 2,7 dolar AS, atau 0,21 persen, menjadi menetap di 1.276,90 dolar AS per ounce.

Logam mulia mendapat dukungan yang luas ketika indeks Dow Jones Industrial Average turun 207 poin atau 1,17 persen pada pukul 18.30 GMT.

Analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik karena investor mencari tempat yang aman, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Sehubungan dengan pelemahan ini, Federal Reserve AS sedang mencoba untuk memutuskan kapan meningkatkan suku bunga acuannya. Para pedagang percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga 0,50 persen menjadi 0,75 persen selama pertemuan FOMC Juli.

Menurut alat Fedwatch CMEGroups, probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga acuan dari 0,50 persen menjadi 0,75 persen mencapai 36 persen pada pertemuan Juli 2016.

Logam mulia dicegah dari kenaikan lebih lanjut karena data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan menekan emas.

Laporan produksi industri yang dirilis oleh bank sentral AS pada Selasa menunjukkan indeks utama meningkat 0,7 persen, jauh lebih baik dari yang diharapkan. Para analis mencatat bahwa ini merupakan kenaikan bulana terbesar sejak November 2014.

Laporan indeks harga konsumen (IHK), yang dirilis pada Selasa oleh Departemen Tenaga Kerja AS, juga menunjukkan hasil lebih baik daripada perkiraan, dengan peningkatan bulanan 10 persen dalam harga bensin mengakibatkan ukuran IHK meningkat 0,4 persen, yang merupakan posisi tertinggi akhir dari perkiraan. Analis mencatat bahwa angka ini juga memberikan tekanan pada emas.

Perak untuk pengiriman Juli naik 9,6 sen, atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 17,25 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik satu dolar AS, atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 1.054,40 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.

(T.A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016