Roma (ANTARA News) - Sekelompok pendatang membakar tempat penampungan di Pulau Lampedusa, Laut Tengah, Selasa, namun tidak menimbulkan korban, kata petugas pemadam kebakaran Italia, menandai peningkatan ketegangan di pusat penampungan padat di Italia sementara kedatangan pengungsi baru masih berlanjut.

Wali Kota Lampedusa, Giusi Nicolini, mengatakan satu bangunan terbakar dan empat pria tersangka pembakar telah dikenali. Beberapa kasur juga dibakar, namun jumlah kerugian masih belum diketahui, kata juru bicara kantor pemadam kebakaran.

Pada 2009 dan 2011, api melalap sebagian pusat migran itu, yang merupakan tempat pertama didatangi puluhan ribu migran yang berlayar dari Afrika ke Eropa.

Dalam dua tahun terakhir, lebih dari 320 ribu migran perahu tiba di pantai Italia dan banyak yang melanjutkan perjalanan ke utara dengan melangkahi peraturan Uni Eropa.

Pada 2016, sampai saat ini lebih dari 31 ribu migran tiba dan pusat penampungan Italia menjadi terlalu padat bahkan sebelum perkiraan lonjakan jumlah penghuni pada musim panas.

Dalam beberapa bulan terakhir terjadi sejumlah protes migran terhadap penampungan Lampedusa dan aturan suaka UE.

Pusat penampungan di pulau itu dikenali sebagai "titik panas", di mana UE dan Italia bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengambil sidik jari pencari suaka sebelum mereka dipindahkan ke daratan utama.

Berdasarkan atas hukum UE, migran harus tinggal di negara tempat mereka pertama kali masuk blok tersebut, ditentukan dari tempat mereka diambil sidik jarinya, sehingga memantik protes pencari suaka, yang tidak ingin tinggal di Italia, demikian seperti dikutip dari Reuters.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016