Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan melaporkan laba industri perbankan umum hingga Maret 2016 atau sepanjang triwulan I sebesar Rp28,9 triliun, menurun 2,4 persen dibanding periode sama pada 2015 yang sebesar Rp29,63 triliun.

Merujuk pada statistik perbankan Indonesia OJK yang dirilis Rabu, di Jakarta, laba perbankan terhambat karena masih tingginya beban operasional hingga Maret 2016 yang terkerek naik 37,3 persen menjadi sebesar Rp127,1 triliun dari Rp92,5 triliun di 2015.

Melonjaknya beban operasional nonbunga itu jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan bunga bersih perbankan umum yang sebesar 13,7 persen menjadi Rp82,05 triliun dari Rp72,1 triliun.

Berdasarkan kelompok bank, Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I mencatatkan laba hingga akhir Maret 2016 sebesar Rp600 miliar, kemudian BUKU II sebesar Rp3,01 triliun, BUKU III RP7,29 triliun, dan BUKU IV sebesar Rp17,6 triliun.

Sementara, fungsi intermediasi perbankan mencatatkan pertumbuhan, meskipun masih berkisar di satu digit. Hingga akhir Maret, saluran kredit bank umum tumbuh 8,48 persen menjadi Rp4.029 triliun dari Rp3.714 triliun di periode sama tahun lalu.

Kredit bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 tercatat sebesar Rp1.757 triliun. Kelompok bank BUKU 3 dan BUKU 2 masing-masing menyalurkan kredit Rp1.504 triliun dan Rp506,02 triliun, sedangkan kredit bank BUKU 1 mencapai Rp107,95 triliun.

Meskipun laba menurun, pendapatan dari bunga, salah satunya terlihat dari Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) perbankan ternyata naik ke 5,5 persen dari 5,3 persen di periode sama tahun lalu.

Tingkat efsiensi perbankan juga belum menunjukan perbaikan, terlihat dari naiknya Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 82,96 persen dari 74,49 persen.

Sedangkan rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) perbankan naik menjadi 89,6 persen dari 87,58 persen.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016