Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan pada penyelengaraan ibadah haji 1437H/2016M sehingga jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan terbaik.

“Kualitas pelayanan haji sudah baik, ini akan kita pertahankan, justru akan kita tingkatkan, dan kami akan terus lakukan perbaikan,” demikian penegasan Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan keterangan pers usai mengikuti Rapat Koodinasi Persiapan Penyelenggaran Haji tahun 1437H/2016M di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (18/05).

Menurut keterangan tertulis Kemenag, ikut mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abd Djamil dan Direktur Urais Mukhtar Ali.

Disinggung soal penurun biaya haji, Menag menjelaskan bahwa itu disebabkan adanya penururan harga avtur pesawat udara. Selain itu, penurunan juga karena adanya efisiensi dana haji di banyak pos pembiayaan. Menag mencontohkan efisiensi biaya hotel di Makkah, tahun lalu sekitar 4.500 Riyal, sedang tahun ini hanya sebesar 4.366 Riyal.

“Ini sekedar contoh saja. Save garding tahun lalu Rp100 miliar, tahun ini RP40 miliar. Ini contoh-contoh kenapa kita bisa menekan biaya haji sehingga harga bisa kita efisiensikan,” jelas Menag.

Menag memastikan, penuruan biaya haji, bukan berarti penurunan kualitas layanan. Menurutnya, pelayanan jamaah haji Indonesia justru terus ditingkatkan. Kalau tahun lalu  makan di Makkah  hanya sekali, tahun ini jamaah akan mendapat makan sebanyak 2 kali sehari.

Jamaah juga menginap di hotel sekelas bintang tiga, dan bis untuk mengangkut jamaah haji juga sudah di-upgrade. “Ini kita lakukan agar kualitas pelayanan haji semakin baik,” tegas Menag.

Menkes Nila Djuwita F Moeloek menyampaikan, tahun ini jamaah haji Indonesia banyak yang berusia lansia. Sebagai langkah antisispasi, Kemenkes sudah melakukan pemeriksaan kesehatan bahkan jauh sebalum musim haji. Menurutnya, hal ini sudah dilakukan kepada sekitar 65% jamaah.

“Kita berharap dapat meminimalkan penyakit jamaah nanti saat haji tiba. Istitha’ah bukan hanya persoalan keuangan, tapi juga kemampuan fisik. Ini yang kita lakukan,” katanya.

Rakor digelar Kemenko PMK untuk memastikan kesiapan penyelenggaraan ibadah haji Tahun 1437H/2016M, termasuk di bidang layanan kesehatan bagi calon jamaah haji. Beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah, antara lain: pengisian kuota, pengurusan visa, pemberangkatan, pemondokan di Makkah dan Madinah, transportasi, catering, pelayanan kesehatan, pelayanan keamanan, dan pemulangan.

“Pemerintah berusaha untuk menyelesaikan permasalahan sebelum penyelenggaraan Haji tahun 2016, agar jamaah Haji Indonesia bisa beribadah dengan tenang dan lancar tanpa kendala apapun,” ujar Menko PMK Puan Maharani dalam rilisnya.

Sebagaimana sebelumnya, kuota haji Indonesia tahun ini sebanyak 168.800 jamaah,  terdiri dari 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Kloter pertama jamaah haji Indonesia dijadwalkan akan berangkat  pada 9 Agustus 2016 mendatang.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016