Jakarta (ANTARA News) - Pecatur putri Indonesia IM Irene Kharisma Sukandar harus puas bermain remis pada babak pertama dwitarung "Ekatama Women Chess Match" melawan pecatur papan atas putri Prancis IM Almira Skripchenko di SCUA Bekasi, Jawa Barat, Kamis.

Pada ajang dwitarung babak pertama partai catur klasik (90 menit) yang berlangsung 19-21 Mei 2016 itu, Irene yang memiliki elo rating 2401 lebih rendah dibanding Almira (2453) bermain dengan buah putih pembukaan Pirc dan tampak bermain hati-hati. Begitu juga lawannya.

Namun dalam pertarungan yang ketat itu, kedua pecatur tampak tidak ingin menguras pikiran, ketika Almira yang memegang buah hitam menawarkan remis yang akhirnya diterima oleh Irene yang tampaknya tidak memungkinkan lagi untuk meneruskan permainan.

"Sebetulnya disayangkan dengan hasil remis ini karena saya pegang buah putih, " kata Irene yang masih tampak penasaran.

"Posisi awal saya cukup bagus dengan buah putih tapi ada sedikit kesalahan langkah yang selanjutnya menjadikan posisi kurang pas," katanya.

"Saya ingin korban satu pion tapi bagus untuk posisi gajah saya, tapi ya sudahlah dia menawarkan remis," tambah Irene yang bermain remis di langkah ke-16.

Selain pertandingan catur klasik dua babak, kedua pecatur itu juga akan bertanding di kategori catur cepat.

Irene yang kelahiran 1992 adalah pecatur wanita ranking pertama Indonesia (rating 2401), tercatat sebagai perempuan pertama Indonesia yang mampu menembus rating di atas 2400, dengan berbagai prestasi fenomenal seperti menjadi Women Grandmaster (WGM) dan Internasional Master (IM, gelar untuk pecatur putra) pertama bagi wanita Indonesia.

Irene juga menjadi putri Indonesia pertama yang dua kali menjadi juara Asia, yaitu pada tahun 2012 dan 2014. Irene juga menjadi pecatur wanita pertama Indonesia yang lolos ke Kejuaraan Dunia Catur Wanita FIDE pada tahun 2015 di Sochi, Rusia.

Sementara itu, Almira Skripchenko juga pecatur fenomenal dunia. Lahir di Kishinev, Moldova, pada tahun 1976, era Uni Soviet. Pada usia 14 tahun dia menjadi juara Uni Soviet untuk kelompok umur (KU) 14 tahun.

Untuk kategori kelompok umur ini Almira sempat menjadi juara dunia KU16 tahun 1992 di Duisburg, Jerman. Sementara juara Eropa digenggamnya tahun 2001 saat berlangsung di Warsawa, Polandia.

Almira pindah ke Prancis tahun 2002. Sejak itu ia enam kali menjadi juara Prancis (2004, 2005, 2006, 2010, 2012, 2015), suatu rekor karena belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Prancis. Rekor lainnya, Almira tiga kali mencapai perempat final Kejuaraan Dunia Catur Wanita FIDE, yaitu tahun 2000, 2001, dan 2010.

Ajang dwitarung antara pecatur putri Indonesia dan Prancis itu diselenggarakan dalam rangka peringatakan ke-30 Ekatama Group, bekerja sama dengan Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) dan PB Percasi.

Pemenang dari pertarungan itu akan mendapat hadiah 4.000 dolar AS, sedangkan yang kalah 3.000 dolar AS.

Pewarta: Aris Budiman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016