Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Quito memberikan bantuan untuk meringankan derita para korban gempa di Ekuador, kata keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Jumat.

Bantuan dari Indonesia itu dibawa oleh rombongan KBRI Quito yang dipimpin Duta Besa Diennaryati Tjokrosuprihatono dan diserahkan kepada para pengungsi di tempat penampungan korban gempa bumi di Concordia, Santo Domingo, Ekuador.

Rombongan KBRI menempuh jarak ratusan kilometer dari Quito untuk menjangkau 75 kepala keluarga di Concordia yang berjarak 90 kilometer dari Pedernales, pusat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang mengguncang pesisir Ekuador pada 16 April lalu.

Bantuan yang diserahkan Indonesia kepada korban gempa Ekuador, antara lain berupa paket beras, minyak goreng, ikan kaleng, gula, kopi, tepung, tisu dan popok.

Bantuan tersebut dibeli dengan sumbangan pribadi dari Duta Besar RI di Alger, Baghdad, Brussels, Doha, Panama City, Sarajevo, Sofia serta Wakil Tetap RI di New York.

Bantuan tersebut merupakan yang kedua kalinya diberikan KBRI Quito kepada korban gempa Ekuador.

Sebelumnya pada 22 April 2016, KBRI Quito juga telah mengirimkan paket bantuan untuk korban gempa di provinsi lainnya di Ekuador, yaitu Manabi. Bantuan untuk warga Manabi itu dikumpulkan secara swadaya oleh staf KBRI Quito dan masyarakat Indonesia di Ekuador.

Para misionaris asal Indonesia yang bertugas di berbagai pelosok Ekuador juga sangat aktif menolong para korban semenjak hari pertama bencana. Mereka turut membantu proses evakuasi hingga penyaluran bantuan kemanusiaan.

Satu bulan setelah gempa di Ekuador, kondisi daerah-daerah bencana masih memprihatinkan, aliran listrik dan air di sebagian wilayah juga masih terputus.

Keseluruhan jumlah korban gempa mencapai 661 korban jiwa, 4.605 korban luka dan 28.678 orang pengungsi.

Namun, pada 18 Mei 2016 terjadi dua gempa besar susulan berkekuatan 6,8 SR dan 6,7 SR yang mengakibatkan tambahan satu korban jiwa dan 85 korban luka.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016