Kami harus terus fokus dan konsentrasi dalam setiap pertandingan."
Kunshan (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis ganda putra Indonesia Angga Pratama dan Ricky Karanda Suwardi menegaskan kemenangan laga semifinal tim Thomas Indonesia atas tim Korea Selatan (Korsel) menjadi pembuktian kekuatan mereka, meskipun keduanya gagal lolos kualifikasi Olimpiade Rio 2016.

"Ini menjadi batu loncatan bagi kami. Kami memang gagal ke Olimpiade, tapi Piala Thomas ini adalah turnamen bergengsi bagi Indonesia karena terakhir juara Thomas pada 2002," kata Ricky, selepas pertandingan semifinal di Stadion Bulu Tangkis Kunshan, Tiongkok, Jumat.

Pada laga semifinal melawan Korsel, Angga/Ricky yang mewakili tim Thomas Indonesia pada pertandingan partai keempat menang atas pasangan Kim Gi Jung/Kim Sa Rang dengan skor 21-15, 21-18.

Kemenangan Angga/Ricky itu menentukan langkah tim Thomas Indonesia ke laga final setelah menang 3-1 atas tim Korea Selatan. Tim Negeri Ginseng itu harus mengakui kesiapan dan keunggulan tim Merah-Putih meskipun telah menaklukkan tim unggulan pertama Tiongkok pada laga perempat final 3-1.

Dalam pertandingan penyisihan grup B dan perempat final Piala Thomas 2016, Angga/Ricky selalu memetik kemenangan dan menyumbang poin bagi tim Merah-Putih.

Pasangan atlet putra sejak akhir 2014 itu menaklukkan pasangan Hong Kong, Law Cheuk Him/Lee Chun Hei Reginald pada laga pertama penyisihan grup B dengan skor 21-16, 21-17.

Saat Indonesia melawan Thailand, Angga/Ricky yang turun sebagai ganda pertama menambah keunggulan Indonesia dengan menundukkan pasangan Kedren Kittinupong/Nipitphon Puangpuapech 20-22, 21-10, 21-12.

Pasangan peraih medali SEA Games 2015 dan turnamen superseries Singapura Terbuka 2015 itu kembali dipercaya tim putra Merah-Putih sebagai ganda pertama pada laga ketiga penyisihan grup B. Angga/Ricky menaklukkan pasangan Manu Attri/Akshay Dewalkar 21-18, 21-17 selama 28 menit.

Selepas mengikuti tiga pertandingan penyisihan, Tim Thomas Indonesia menjadi juara grup B dengan memenangi hampir semua partai pertandingan kecuali ganda kedua saat melawan Thailand.

Perjuangan tim Thomas Indonesia berlanjut ke putaran perempat final dan kembali bertemu tim Hong Kong yang merupakan runner up grup B. Angga/Ricky dipercaya tim turun pada ganda kedua menang 21-16, 21-14 atas pasangan Law Cheuk Him/Yeung Shing Choi dan menentukan kemenangan tim 3-1 atas Hong Kong.

"Kami senang karena tim Indonesia masuk final dan kami menjadi penentu kemenangan Indonesia. Kami memang telah mempersiapkan pertandingan semifinal selain telah mengetahui keunggulan dan kelemahan lawan," kata Angga selepas pertandingan di Stadion Kunshan, Tiongkok.

Namun, Angga tidak ingin kemenangannya bersama Ricky bagi tim putra Indonesia justru menjadi bumerang karena terlalu percaya diri dan menganggap enteng lawan.

"Kami harus terus fokus dan konsentrasi dalam setiap pertandingan," ujar Angga.

Pelatih ganda putra pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Herry Iman Pierngadi, dalam pesan singkat kepada Antara di Kunshan, mengatakan Angga/Ricky punya keunggulan mental dalam pertandingan beregu.

"Mereka bermain konsisten dengan pola mereka sendiri dalam setiap pertandingan," kata Herry.

Dalam laga semifinal melawan pasangan Kim/Kim yang mewakili Korea Selatan, Angga/Ricky tampil lebih tenang dibanding lawannya yang merupakan pasangan peringkat empat dunia.

Pasangan yang turut memperkuat tim Indonesia pada turnamen kualifikasi Piala Thomas di Hyderabad, India, itu menunjukkan permainan ganda putra Indonesia yang lebih mengatur tempo cepat-tenang selain rotasi depan-belakang sebagaimana ganda andalan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Kemenangan atas Kim/Kim pada semifinal Piala Thomas 2016 menambah keunggulan ganda putra pelapis itu atas pasangan peringkat empat dunia itu menjadi 3-1.

Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia Rexy Mainaky mengatakan ketenangan Angga/Ricky diperoleh salah satunya dari dukungan tim.

"Kekompakan tim yang selalu memberikan masukan dan dukungan bagi setiap pemain menambah kepercayaan diri mereka," kata Rexy.

Gagal Olimpiade

Angga/Ricky sempat berpeluang lolos kualifikasi Olimpiade Rio de Jaeniro, Brazil, 2016 karena menempati peringkat sembilan dunia pada awal pekan kedua April 2016.

Mereka butuh sekitar 5.000 poin untuk masuk peringkat delapan dunia dan lolos kualifikasi pesta olahraga terbesar dunia itu setelah mengantongi total poin 65.604.

Angga/Ricky sukses menempati peringkat sembilan berbekal dua kali meraih putaran final, yaitu India Terbuka 2016 sebagai turnamen superseries dan turnamen grand prix gold Selandia Baru Terbuka 2016.

Namun, pasangan atlet asal klub Jaya Raya Jakarta dan atlet asal klub Mutiara Cardinal Bandung itu justru terdepak tiga peringkat ke bawah dan menempati posisi 12 dunia dengan poin total 56.504.

Menjalani dua turnamen berturut-turut, Ganda Merah-Putih itu tumbang pada turnamen Malaysia Terbuka 2016 yang merupakan turnamen superseries premier dan turnamen Singapura Terbuka 2015 sebagai turnamen superseries.

Kedua turnamen superseries itu menjadi ladang poin bagi setiap pebulu tangkis dunia untuk lolos kualifkasi Olimpiade.

"Kejuaraan Bulu Tangkis Asia merupakan penghitungan terakhir Olimpiade. Kami ingin bermain maksimal sebagai penghibur kami," kata Ricky, saat mengikuti kejuaraan Asia di Wuhan pada akhir April.

Pasangan Angga/Ricky hanya bertanding hingga putaran kedua pada kejuaraan Asia 2016 di Wuhan. Mereka dipaksa menyerah dari ganda Tiongkok Liu Xiaolong/Qiu Zihan 17-21, 15-21 pada laga perempat final.

Walaupun dua kali menjadi penentu kemenangan tim Thomas Indonesia pada putaran perempat final dan semifinal, Angga/Ricky masih menghadapi tantangan pada laga final menghadapi ganda putra Denmark maupun Malaysia.

Tim Thomas Denmark punya ganda pertama Mathias Boe/Mads Conrad-Petersen dan pasangan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen pada ganda kedua.

Mathias/Mads merupakan ganda bongkar pasang. Mathias Boe merupakan pemain peringkat delapan dunia yang berpasangan dengan Carsten Mogensen. Sedangkan Mads Conrad merupakan pasangan peringkat sembilan dunia yang berpasangan dengan Mads Pieler Kolding.

Angga/Ricky tercatat meraih satu kali kemenangan atas pasangan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding. Sedangkan dengan pasangan Mathias Boe/Carsten Mogensen, Angga/Ricky selalu kalah dari lima kali pertemuan. Ganda putra Tanah-Air itu juga mengantongi satu kemenangan atas pasangan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.

Di sisi lain, tim Thomas Malaysia mempunyai dua ganda andalan yaitu Goh V Shem/Tan Wee Kiong sebagai pasangan peringkat 14 dunia dan Koo Kien Keat/Tan Boo Heong yang menempati peringkat 17 dunia.

Angga/Ricky mendominasi pertemuan dengan Goh/Tan dalam dua kali pertemuan mereka. Sedangkan dengan pasangan Koo/Tan Boon Heong, Angga/Ricky kalah dalam satu-satunya pertemuan pada Thailand Terbuka 2015.

Pada turnamen final Piala Thomas 2014, Angga yang berpasangan dengan Rian Agung Saputro ikut memperkuat tim Indonesia. Indonesia gagal melangkah ke putaran final setelah kalah 0-3 dari tim Malaysia dalam laga semifinal.

Pasangan Angga/Rian belum sempat turun untuk menghadapi Goh V Shem/Tan Wee Kiong karena Indonesia langsung tertinggal tiga poin.

"Pada putaran semifinal dua tahun lalu, saya belum bermain. Sekarang, tim kami sudah tembus putaran final. Saya berharap kami lebih siap lagi dan menghindari kepercayaan diri terlalu tinggi," kata Angga.

Tim Thomas Indonesia semakin dekat dengan target untuk membidik gelar juara ke-14 pada Piala Thomas 2016 setelah menembus putaran final yang akan berlangsung pada Minggu (22/5).

Indonesia telah meraih 13 kali gelar Piala Thomas dan menjadi sebagai tim yang paling banyak meraih gelar juara turnamen beregu dua tahun sekali itu. Piala Thomas 2002 menjadi gelar terakhir yang diraih tim putra Indonesia.

"Ini adalah hasil jerih payah para pemain. Tapi, kami masih harus berjuang pada putaran final. Kami tetap berharap dapat membawa pulang kembali Piala Thomas ke Indonesia," kata Ketua Kontingen Tim Thomas dan Uber Indonesia Achmad Budiharto.

Rexy mengatakan tim Thomas Indonesia sempat mendapatkan cobaan pada laga perempat final saat menghadapi tim Hong Kong. "Laga perempat final adalah cobaan bagi para pemain untuk lepas dari tekanan yang berasal dalam diri mereka, bukan tekanan dari lawan," kata Rexy.

Tim Thomas Indonesia, lanjut Rexy, perlu belajar dari pengalaman pada 2014 untuk tidak terdikte oleh tim-tim lawan.

"Kami sudah mencapai putaran final. Kami harus menciptakan suasana yang kompak dan harmonis. Kami sudah tidak lagi membahas teknik dan strategi karena itu sudah diselesaikan saat persiapan," demikian Rexy Maynaki.

Oleh Imam Santoso
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016