Gorontalo (ANTARA News) - Bank Sampah Mutiara (BSM) di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur kekurangan armada untuk mengangkut sampah yang ada di Kota Gorontalo.

"Saya hanya punya satu kendaraan roda tiga, yang mengangkut hingga tiga ton sampah dalam setiap hari. Armada ini yang menjadi kendala saya dalam beroperasi," kata pemilik Bank Sampah Mutiara, Purwanto, Jumat.

Ia mengatakan dengan satu armada, ia mengangkut setiap sampah yang ada di 400 pos sampah di berbagai kecamatan.

Kendaraan tersebut merupakan miliknya pribadi, yang dibeli dari usaha jual beli sampah yang dilakoninya sejak tahun 2015.

"Kalau pemerintah mau bantu saya sih mau. Apalagi sekarang saya mulai melayani pembelian sampah ke beberapa lokasi di luar kota," ujarnya.

Selain armada pengangkut, Purwanto mengaku kesulitan untuk menampung sampah di halaman rumahnya yang sempit.

Menurutnya lahan tersebut hanya mampu menampung sampah untuk satu hari, sehingga sampah yang terkumpul harus cepat dipilah dan langsung dibawa ke perusahaan penampung.

Purwanto mendirikan bank sampah tersebut dengan inisiasi dari pemerintah Kota Gorontalo.

"Tapi bank sampah ini saya kelola mandiri, modal sendiri dan beli kendaraan juga pakai uang sendiri," imbuhnya.

Jenis sampah yang masuk ke bank milik Purwanto adalah kertas, botol plastik, botol kaca, kardus, besi, tembaga dan aluminium dengan harga bervariasi.

Untuk setiap kilogram sampah kardus dibeli dengan harga Rp900, kertas Rp600 hingga Rp1.000, plastik campur Rp1.500, gelas plastik Rp2.000 hingga Rp3.000, serta botol kaca Rp400 hingga Rp500 per buah.

"Harga sampah kertas dan plastik berbeda-beda. Kalau kertasnya sudah dipilah harganya lebih mahal, demikian pula jika gelas plastiknya sudah disusun tentu harga akan lebih tinggi dibanding yang ditumpuk begitu saja," ungkapnya.

Untuk sampah jenis besi ia membeli dengan harga Rp14.000 per kilogram, aluminium Rp7.000 per kilogram, kuningan Rp15.000 per kilogam dan aki bekas Rp10.000 per unit.

Pewarta: Debby Mano
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016