Pnomh Penh, Kamboja (ANTARA News) - Ratusan orang berkumpul di salah satu "ladang pembantaian" (killing fields) di Kamboja, Jumat, untuk memperingati tewasnya sekitar dua juta orang di bawah rejim komunis Khmer Merah.

Reuters melaporkan, para keluarga korban meletakkan karangan bunga dan sesaji pada "Hari Peringatan" tersebut, yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan "Hari Kebencian" dan para pelajar memperagakan pasukan Khmer Merah yang membawa tahanan.

Sepanjang 1975-1979, regim penganut faham ultra Mao tersebut diperkirakan telah membunuh seperlima dari total penduduk melalui eksekusi, penyiksaan dan membiarkan korban kelaparan dengan tujuan untuk menjadikan Kamboja sebagai negara komunis.

Diktator Pol Pot, pemimpin Khmer Merah ketika itu, akhirnya tumbang setelah pasukan Vietnam menyerbu negara tersebut pada 1979.

"Ketika berdoa, saya mengatakan kepada para korban yang tewas bahwa saat ini pemerintah bekerja sama dengan pengadilan untuk mencari keadilan bagi seluruh korban agar istirahat dengan tenang," kata Yi Kim Seur, warga yang selamat di era Khmer Merah di Choueung Ek, sekitar 15km luar Ibukota Phom Penh.

Gabungan pengadilan PBB dan Kamboja telah mencapai tahap vonis dalam tiga kasus besar sejak dilakukan hampir satu dekade lalu, api kasus yang baru menghadapi banyak tantangan.

Kaing Guek Eav alias "Duch", kepala penjara Tuol Sleng, tempat sekitar 14.000 orang dieksekusi, menerima hukuman penjara seumur hidup pada 2010 lalu.

Pemimpin senior Khmer Merah Nuon Chea dan Khieu Samphan, juga telah dihukum seumur hidup.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016