Jakarta (ANTARA News) - Menpora Imam Nahrawi memperingatkan operator liga Torabika Soccer Championship 2016, PT Gelora Trisula Semesta (GTS), dan klub untuk memperhatikan pembinaan suporter menyusul kerusuhan antarpendukung sepakbola di Gresik hari Minggu lalu (22/5).

"Kita akan lihat perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan setelah itu kita akan evaluasi, kerusuhan antarsuporter tidak boleh terulang lagi dan ini adalah warning dari pemerintah kepada operator dan klub untuk membina sebaik-baiknya para suporter," kata Menpora dalam keterangan tertulis yang diterima media di Jakarta, Senin.

Menpora mengaku kecewa dengan adanya kerusuhan suporter disela pertandingan antara Persegres melawan PS TNI di Stadion Petrokimia Gresik, Minggu (22/5). Apalagi, pihaknya sejak awal telah memperingatkan semua pihak mulai manajemen klub hingga operator liga untuk membina supoter dengan baik.

"Dalam konteks ini ternyata belum ada intervensi hukum yang memadai sehingga pelaku pelanggaran dan kerusuhan tidak mendapat penanganan yang serius," kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam tersebut.

Dengan momen ini, kata dia, diharapkan aparat hukum menindak tegas kepada siapa saja pelaku kerusuhan di lapangan. Bahkan, pihaknya meminta kepada operator liga melibatkan aparat hukum dalam menindak pelaku kerusuhan disekitar lapangan supaya korban tidak terus bertambah.

"Yang paling penting adalah regulasi yang mengatur kompetisi harus tegas bilamana ada peristiwa yang merugikan kompetisi seperti keributan dan lainnya harus ada tindakan tegas seperti misalnya pengurangan poin, pengurangan anggaran hingga pengeluaran dari liga," kata Menpora menegaskan.

Setiap kerusuhan yang terjadi, kata dia, harus langsung dilaporkan dan ditindak hukum pidana dengan tegas tanpa menunggu laporan dari pantia penyelenggara (panpel), karena panpelnya sendiri takut adanya ancaman.

"Kejadian kerusuhan ini menjadi evaluasi kita semua, saya ingin korlap suporter harus kumpul bersama dan diskusi sudahilah pertentangan antar suporter ini karena sepakbola adalah alat pemersatu bangsa," kata pria yang juga seorang politisi itu.

Sementara itu PT GTS selaku operator liga mengeluarkan pernyataan secara resmi melalui tim medianya. Badan yang dipimpin oleh Joko Driyono ini mengaku akan menindak tegas seluruh perilaku indisipliner yang terjadi pada area kompetisi sesuai dengan regulasi kompetisi dan kode disiplin ISC (TSC).

"Proses penegakan regulasi terkait insiden pada pertandingan Persegres Gresik United vs PS TNI 22 Mei 2016 sedang berjalan per hari ini, 23 Mei. Rangkaian proses dimulai dengan pengumpulan seluruh informasi dan keterangan dari semua pihak yang terlibat didalamnya. Insiden ini akan masuk dalam jadwal sidang komite disiplin Kamis (26/5). GTS akan melakukan investigasi serta audit ke Gresik pada hari Rabu (25/5). Untuk sepakbola Indonesia yang lebih baik," tulisnya.

Pewarta: Bayu kuncahyo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016