Jangan mikir dulu. Terjuni dulu, baru kalau ada persoalan di lapangan selesaikan. Kalau tidak menyelesaikan, ya, pasti jatuh. Kalau sudah jatuh, ya, bangkit lagi. Harus seperti itu,"
Bandung (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dalam Jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Perguruan Tinggi se-ASEAN berbagi kiat tangguh memulai usaha .

Bila ingin menjadi pengusaha jangan berpikir dulu, tapi sebaiknya langsung terjun, katanya kepada peserta jambore di Telkom University Convention Hall Bandung, Senin

"Jangan mikir dulu. Terjuni dulu, baru kalau ada persoalan di lapangan selesaikan. Kalau tidak menyelesaikan, ya, pasti jatuh. Kalau sudah jatuh, ya, bangkit lagi. Harus seperti itu," katanya.

Namun, Presiden yang juga pernah menjadi pengusaha mebel yang sukses, menekankan bahwa modal semangat saja tidak cukup, seseorang harus memahami bahwa sekarang ini dunia berubah sangat cepat.

Ia mengatakan, umumnya anak muda di Tanah Air semangatnya begitu tinggi namun kerap sulit untuk bangkit saat mengalami kegagalan.

Oleh karena itu, ia mengajak anak muda agar tidak mudah menyerah, tetapi bangkit dan bangkit lagi saat menemui kegagalan.

Presiden Jokowi juga berpesan agar calon wirausaha muda fokus pada satu bidang yang digeluti jika ingin berwirausaha bahkan jika perlu sub fokus dan superfokus.

"Kalau saudara ingin sukses masuk ke dunia usaha fokuslah pada bidang yang ingin digelui Syukur bisa subfokus, syukur bisa superfokus. Dengan begitu masalah semakin kelihatan dan gampang diatasi. Kalau gagal di sebuah usaha jangan buru-buru pindah, tekuni yang sudah ditekuni," katanya.

Jokowi yang menjadi kader Hipmi saat muda dulu, menyatakan, berpindah ke bidang lain artinya memulai terus sesuatu dari awal atau dari nol.

Presiden juga mengingatkan bahwa keterbukaan dan kompetisi cenderung memaksa seseorang agar semakin kencang berlari mengejar ketertinggalan.

"Saya semakin detil semakin rinci memahami karakter bangsa kita terutama anak muda biasanya semakin terdesak semakin pintarnya meloncat semakin dipepet semakin tangguh," katanya.

Ia mencontohkan sejumlah BUMN di Tanah Air seperti BRI, BNI, Pertamina, dan Garuda Indonesia yang pada era 1970-1980an belum berkinerja baik tapi begitu dihadirkan kompetitor berbalik menjadi pelaku perekonomian yang amat tangguh.

"Artinya kalau ada kompetisi kita baru bangun," katanya.

Ia menambahkan, saat ini Indonesia masih membutuhkan jutaan wirausaha baru sebagai modal bagi bangsa untuk menjadi negara yang lebih sejahtera dan maju.

Presiden menegaskan saat ini banyak peluang bisa digarap dan diambil di Indonesia tapi perlu keberanian untuk memutuskan agar bisa memanfaatkan peluang tersebut.

"Bunga KUR tahun ini diturunkan jadi 9 persen, ini adalah peluang bagi pengusaha pemula untuk mendapatkan tambahan modal. Tahun depan diharapkan bisa 7 persen. Anggaran yang ada di bank Rp120 triliun, gede sekali sehingga peluang pengusaha pemula sangat besar apabila ingin tambah modal usahanya maupun untuk modal investasi," katanya.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016