Washington (ANTARA News) - Orang-orang China kuno mungkin sudah mulai menikmati kelezatan bir sejak 5.000 tahun lalu menurut bukti arkeologi yang disampaikan oleh para peneliti China dan Amerika Serikat pada Senin (23/5).

Sejauh ini, catatan tertulis paling awal tentang bir di China ada pada inskripsi pada tulang-tulang peramal dari masa akhir dinasti Shang sekitar 3.000 tahun lalu, yang menunjukkan orang-orang China kuno menggunakan rendaman biji-bijian seperti jewawut, barley dan gandum sebagai bahan utama pembuatan bir.

Namun beberapa studi menyampaikan hipotesis bahwa tradisi pembuatan bir Shang berawal dari periode Neolitikum Yangshao sekitar 5.000 sampai 7.000 tahun lalu, ketika desa-desa pertanian skala luas dibangun di lembah Sungai Kuning.

Dalam studi baru, para peneliti menggali dua lubang bawah tanah yang berasal dari masa 3.400 sampai 2.900 SM di Mijiaya, sebuah situs arkeologi dekat anak Sungai Wei di bagian utara Tiongkok.

Tiga tipe bejana ditemukan di kedua lubang itu: pot-pot bermulut lebar, corong-corong, dan bejana jiandiping, semuanya mengandung residu kekuningan pada permukaan bagian dalamnya.

Bentuk dan gaya bejana-bejana itu menunjukkan mereka digunakan untuk tahapan khas dalam proses pembuatan bir: pemasakan, penyaringan, dan penyimpanan menurut laporan peneliti di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Menariknya, masing-masing lubang juga memiliki satu kompor tembikar, yang bisa menjadi peralatan pemanas untuk memanaskan tumbukan biji-bijian dalam kegiatan pemasakan.

Analisis morfologis pati biji-bijian dan fitolit--silika yang diproduksi oleh tumbuhan-- yang ditemukan di dalam artifak mengungkap adanya milet sorgum manis, barley, jali, dan umbi-umbian, kata Jiajing Wang dari Stanford University yang memimpin studi itu.

Beberapa pati biji-bijian itu ada pola lubang kerusakan yang cocok dengan perubahan morfologi yang berkembang selama perendaman dan penumbukan yang diamati selama proses percobaan pembuatan bis, kata Wang.

Mereka juga menemukan keberadaan oksalat, hasil ikutan proses pembuatan bir, pada beberapa artefak, yang lebih lanjut mendukung penggunaannya sebagai bejana untuk pembuatan bir.

"Menurut pengetahuan kita, data-data kami memberikan bukti langsung paling awal dari produksi bir in situ di China, menunjukkan bahwa teknik pembuatan bir yang lebih maju dikembangkan sekitar 5.000 tahun lalu," kata Wang dan koleganya dalam makalah mereka.

Selain itu, menurut mereka, identifikasi residu barley pada artefak-artefak di Mijiaya mewakili keberadaan barley paling awal di China, mendorong ke belakang kedatangan tanaman pangan tersebut ke China sekitar 1.000 tahun.

Barley pertama dibudidayakan di Eurasia Barat dan kemudian diperkenalkan ke China, kemungkinan melalui daerah padang rumput Asia Tengah, tapi waktu dan sifat awal adopsi tanaman itu di China belum dipahami.

Studi baru menunjukkan bahwa tanaman itu mungkin digunakan sebagai bahan pembuatan bir lama sebelum menjadi tanaman pokok pertanian.

"Produksi dan konsumsi bir Yangshao bisa jadi berkontribusi pada kemunculan masyarakat hierarkis di Central Plain, wilayah yang dikenal sebagai 'tempat lahir peradaban China'," menurut makalah para peneliti yang dikutip oleh kantor berita Xinhua.

Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016