Roma (ANTARA News)  - Kapal Italia membantu menyelamatkan lebih dari 2.600 pendatang dari kapal, yang berusaha mencapai Eropa dari Afrika Utara, dalam 24 jam belakangan, kata penjaga pantai, Senin, menunjukkan peningkatan jumlah pendatang seiring dengan cuaca yang menghangat.

Sekitar 2.000 pendatang diselamatkan di lepas pantai Libya dari 14 perahu karet dan satu perahu lebih besar dalam penyelamatan oleh angkatan laut dan penjaga pantai Italia, lembaga kemanusiaan Medecins Sans Frontieres dan kapal Angkatan Laut Irlandia, kata penjaga pantai.

Sementara itu, 636 pendatang lain diselamatkan dari dua perahu di perairan Malta, dalam operasi yang melibatkan kapal Malta dan Italia, katanya. Mereka tidak memberikan keterangan tentang kebangsaan migran yang diselamatkan tersebut.

Lebih dari 31.000 migran telah mencapai Italia dengan perahu tahun ini, sedikit lebih sedikit dibandingkan pada periode yang sama tahun 2015.

Lembaga kemanusiaan mengatakan jalur laut antara Libya dan Italia sekarang jalur utama bagi pencari suaka menuju Eropa, setelah kesepakatan Uni Eropa dengan Turki tentang migran secara dramatis memperlambat aliran orang mencapai Yunani.

Pejabat takut jumlah yang mencoba untuk menyeberang ke Italia bagian selatan akan meningkat seiring kondisi cuaca yang lebih hangat.

Lebih dari 1,2 juta migran Arab, Afrika dan Asia yang lari dari perang dan kemiskinan telah mengalir ke Uni Eropa sejak awal tahun lalu. Kebanyakan dari mereka yang berusaha untuk mencapai Italia meninggalkan wilayah pantai tanpa hukum di Libya dengan kapal nelayan tak layak atau perahu karet, menuju Pulau Lampedusa, di Italia yang dekat dengan Tunisia, atau menuju Sisilia.

Sementara itu, menteri luar negeri Uni Eropa (EU) berkumpul di Brussel pada Senin untuk membahas strategi EU menyangkut Suriah dan Irak, soal ancaman ISIS serta krisis migran.

Menjelang pertemuan Dewan Hubungan Internasional, kepala kebijakan luar negeri EU Federica Mogherini mengatakan, "Adalah hal yang penting untuk mengalahkan ISIS guna menjamin keamanan Eropa dan, yang paling penting, adalah meningkatkan kehidupan rakyat Suriah, memastikan bahwa perundingan politik di Jenewa dimulai kembali dan membawa hasil."

Perundingan yang ia maksud adalah upaya yang dipimpin Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memperantarai perundingan perdamaian antara pemerintah Suriah dan pihak oposisi di negara itu.

Strategi kawasan EU terkait Suriah dan Irak, yang dijadwalkan akan dibahas pada pertemuan Dewan Hubungan Luar Negeri, disahkan pada Maret lalu.

Strategi tersebut merupakan rancangan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh EU dan negara-negara anggotanya untuk membantu mengembalikan perdamaian dan keamanan di Suriah dan Irak.

Michael Roth, menteri muda pada Kementerian Luar Negeri Jerman, setelah tiba di Brussel mengatakan topik utama pertemuan akan menyangkut migrasi. Ia juga mengungkapkan bahwa para pejabat akan membahas upaya lebih baik dalam menangani secara bersama-sama penyebab krisis tersebut.

"Tidak ada migran yang mengungsikan diri karena keinginan mereka sendiri dan kita perlu membuat strategi baru untuk masa depan," kata Roth.

Ia menambahkan bahwa masalah lainnya yang penting untuk dibahas adalah soal misi antipenyelundupan manusia oleh angkatan laut Uni Eropa.

Organisasi Internasional urusan Migrasi (IOM) pada April melaporkan ada 173.761 pengungsi dan migran yang telah mencapai wilayah Eropa melalui laut sejak awal tahun ini, demikian laporan Reuters.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016