Pekanbaru (ANTARA News) - World Wildlife Fund (WWF) Indonesia mengimbau seluruh masyarakat untuk lebih peduli pada hewan dilindungi yang ada pada daerah setempat agar tidak mengalami kepunahan.

"Kami berharap adanya support dari kawan-kawan media untuk mengajak masyarakat lebih peduli lagi dengan satwa yang dilindungi agar tidak punah," ujar Marketing Direction WWF Indonesia, Devi Suradji, di Pekanbaru usai mengunjungi Desa Rimbang Baling, Selasa.

Saat ramah tamah dengan awak media, ia menyampaikan sekilas tentang program WWF Warrior yang didukung oleh empat Selebritis Indonesia yang peduli dan berani beraksi nyata membela satwa asli daerah setempat yang terancam punah.

"Karena mereka merupakan "publik figure" atau tokoh masyarakat yang lebih banyak didengarkan," ungkapnya.

Selain itu ia juga mengatakan bahwa pihaknya sengaja membawa Joe Taslim sebagai warrior harimau sumatera dan Aryo Bayu pejuang orang utan ke Rimbang Baling untuk mendukung program kampanye penyelamatan satwa.

"Rimbang Baling adalah habitat harimau sumatera paling besar. Jadi, penting bagi kita membawa mereka untuk melihat langsung kesana," ucap Devi.

Selain itu dikatakannya, pihaknya kini sudah aktif menyuarakan di sosial media (Sosmed) tentang perlindungan terhadap hewan lindung Indonesia, apalagi terkait penyelundupan satwa itu terjadi lintas negara.

"Saat ini hampir semua orang punya Sosmed, untuk itu kita juga memanfaatkannya untuk menyuarakannya disana," tuturnya.

Sementara itu, Humas WWF Riau, Syamsidar merasa prihatin dengan semakin banyaknya perburuan dan perdagangan hewan lindung yang ada di Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Riau. Bahkan mereka tidak segan-segan memposting di Sosmed.

"Kita sangat prihatin dengan semakin maraknya penangkapan dan penjualan hewan langka, apalagi dengan trend masa kini mereka sudah berani memposting di Sosmed penjualan tersebut, ini kan bukan ajaran yang bagus buat masyarakat," ujar Syamsidar kepada Antara.

Disampaikannya, pihaknya terus melindungi populasi hewan langka dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait yang ada di kabupaten/kota Riau untuk menekan angka perdagangan dan kematian populasi yang dilindungi dengan cara sosialisasi dan sebagainya.

"Namun permasalahannya sekarang ini, perdagangan hewan langka Sumatera tersebut tidak hanya di daerah Riau saja, tetapi masuk dari berbagai daerah lainnya. Bahkan tidak hanya bermain di lintas provinsi saja, tetapi sudah lintas negara," ungkapnya.

Apalagi, dikatakannya Riau sebagai daerah strategis yang dekat dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, hal tersebut dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk akses menuju wilayah itu.

"Riau ini letaknya strategis, dekat dengan Malaysia dan Singapura, jadi dijadikan sebagai pintu masuk untuk perdagangan hewan lindung, apalagi sekarang penjual sudah terang-terangan di di Sosmed, kalau dulu tidak berani," sebut Syamsidar.

Ia sangat berharap dengan adanya warrior Satwa dari "Publik Figure" maka akan semakin meningkatkan rasa kepedulian dari masyarakat. Apalagi mereka usai berkunjung ke desa Bukit Rimbang Baling, Kampar, Provinsi Riau.

"Karena mereka adalah publik figure yang akan memberi contoh, dan masyarakat akan selalu mengikuti setiap perkembangan apa yang mereka kerjakan, kita berharap kedepannya harimau sumatera dan hewan lindung lainnya bisa ditekan angka kematiannya, terutama pada daerah Riau," tutupnya.

Pewarta: Bayu Agustari Adha dan Nella Marni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016