Malang (ANTARA News) - Direktur Pengembang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Direktorat Pendidikan Dasar Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Mustaghfirin Amin mengatakan Indonesia kekurangan sebanyak 18.000 guru SMK.

"Hitungan kami, sekitar 18.000 guru SMK," ujar Mustaghfirin di sela-sela pelaksanaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK ke-24 di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Kurangnya jumlah guru tersebut berkaitan dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap SMK.

Mustaghfirin menambahkan kekurangan terjadi di daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terdepan.

"Sekarang memang sudah ada program Guru Garis Depan (GGD) tetapi masih sebatas guru Sekolah Dasar (SD). Kami berharap ke depan GGD, tersebut juga menyentuh guru SMK," harap dia.

Saat ini jumlah guru SMK di Tanah Air mencapai 270.000.

Selain itu, Kemdikbud pada tahun ini akan membangun sebanyak 341 SMK.Padahal biasanya penambahan SMK setiap tahunnya hanya 20 hingga 25 SMK baru.

Sebagian besar sekolah baru yang dibangun tersebut berada di luar Jawa.

"Pembangunan SMK baru tersebut berdasarkan usulan masyarakat dan pemerintah daerah. Begitu juga dengan jurusan yang dibuka disesuaikan dengan potensi daerah tersebut."

Persyaratan lainnya yakni lahan yang disediakan untuk pembangunan SMK baru yakni minimal satu hektare dan bertanggung jawab menyediakan guru.

"Pemerintah bertanggung jawab pada infrastrukturnya," cetus dia.

Diperkirakan kebutuhan akan SMK akan semakin meningkat. Di beberapa daerah kebutuhan akan SMK ada yang mencapai 80 persen hingga 90 persen.

Pewarta: Indriani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016