Jakarta (ANTARA News) - Manajer Wales Chris Coleman mengaku mengkhawatirkan ancaman ujung tombak Timnas Inggris Jamie Vardy pada pertandingan Wales melawan Inggris dalam Euro 2016.

Padahal, Maret silam Coleman pernah mengatakan Inggris tidak akan mengejutkannya ketika kedua negara saling menjajal di Lens, Prancis, pada 16 Juni nanti.

Vardy sendiri selalu mencetak gol pada tiga pertandingan terakhir Inggris dan Coleman mengakui kehebatan striker produktif Leicester yang sudah mencetak 24 gol di Liga Utama Inggris untuk membawa The Foxes juara liga Inggris untuk pertama kali dalam sejarah klub itu.

Menurut Coleman, Vardy telah memberikan dimensi lain dari pola serangan mereka kepada pelatih Timnas Inggris Roy Hodgson.

"Vardy adalah pemain yang bagus. Saya sendiri dulu bermain sebagai bek dan Anda tidak ingin setiap waktu terus berlari ke belakang ke gawang Anda," kata Coleman seperti dikutip Sky Sports.

"Dia seperti Craig Bellamy, yang dia iginkan hanyalah terus berlari di belakang. Saya tak peduli kalau Anda itu bek terbaik di planet ini dan cepat, (yang pasti) Anda tak ingin (Vardy) berlari di belakang Anda sepanjang waktu," kata Coleman seperti dikutip Sky Sports.

"Dari mana dia berasal (non liga), dan bagaimana dia bermain sepak bola, dia menganut gaya lama bermain bola. Sulit untuk tidak menyukai dia," sambung Coleman.

Coleman mengakhiri spekulasinya mengenai masa depan pasca Euro 2016 Senin pekan lalu ketika menandatangani kontrak dua tahun untuk memimpin Wales sampai kampanye Piala Dunia 2018.

Sebaliknya, masa depan Hodgson sendiri akan ditentukan setelah Piala Eropa 2016 di mana nasib pelatih berusia 68 tahun itu akan ditentukan pada seberapa berhasil Timnas Inggris pada Euro 2016.

Coleman merasakan tekanan kepada Hodgson jauh lebih besar ketimbang kepada tiga manajer tiga timnas lainnya di Grup B, termasuk dirinya.

"Inggris membidik perempatfinal dan semifinal," kata Coleman seperti dikutip Sky Sports. "Jika mereka tak berhasil mencapai itu, Roy adalah orang yang realistis. Tekanan kepada Roy berbeda dengan tekanan kepada kami, Rusia atau Slowakia."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016