Dalam situasi ekonomi global saat ini, 19-20 persen kontribusi industri manufaktur terhadap PDB sudah cukup baik. Kita terus berupaya."
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menargetkan industri manufaktur menyumbang 19 persen terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga akhir 2016.

"Dalam situasi ekonomi global saat ini, 19-20 persen kontribusi industri manufaktur terhadap PDB sudah cukup baik. Kita terus berupaya," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Rabu.

Jika tercapai, kontribusi industri manufaktur tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan angka pada 2015 yang besarnya 18,1 persen.

Menurut Saleh, sektor industri makanan dan minuman masih menjadi tulang punggung pertumbuhan industri manufaktur karena menyumbang devisa yang cukup besar.

Sehingga, sektor tersebut masih menjadi industri prioritas untum didongkrak pertumbuhannya tahun ini.

Saleh menambahkan, berbagai insentif fiskal mulai dari tax allowance dan tax holliday dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur, yang terus dikoordinasikan bersama pihak Kementerian Keuangan.

"Insentif-insentif yang harus diberikan ya fiskal atau non fiskal, karena kita bersaing dengan Vietnam, Thailand, Filipina dan sebagainya," ujar Saleh.

Selain itu, soal harga energi untuk industri, di mana harga tersebut perlu lebih kompetitif dibandingkan harga energi di negara ASEAN lainnya, sehingga investor lebib tertarik berinvestasi di Indonesia.

Terakhir, lanjut Saleh, adalah biaya logistik, yang dinilai masih mahal, sehingga perlu ada pemangkasan agar lebih berdaya saing.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016