Paris (ANTARA News) - Lebih dari 90.000 polisi dan aparat keamanan siap dikerahkan untuk menjaga penyelenggaraan perhelatan Piala Eropa 2016, sebagaimana diutarakan oleh  pemerintah Prancis.

Langkah itu diambil sebagai upaya untuk berjaga dari serangan para teroris dan aksi brutal dari fans, kata menteri dalam negeri Prancis Bernard Cazeneuve, sebagaimana dikutip dari laman world football.

Sekitar 77.000 polisi anti huru hara dan penjaga keamanan siap ditempatkan dan disebar ke seluruh tempat penyelenggaraan laga yang juga melibatkan 13.000 aparat keamanan kota dam 1.000 relawan.

Langkah ini diambil berkaitan dengan penyelenggaraan Piala Eropa 2016 yang siap dihelat pada 10 Juni sampai dengan 10 Juli, menyusul kisruh laga final Piala Prancis antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Marseille di Stade de France pada 21 Mei.

Stade de France, stadion bagi penyelenggaraan pembukaan dan final Piala Eropa, pernah dijadikan sasaran dari aksi bom bunuh diri teroris yang dikenal sebagai peristiwa Teror Paris pada November 2015, dengan korban mencapai 130 orang terbunuh.

Cazeneuve berkata kepada L’Equipe bahwa isu keamanan dari penyelenggaraan final Piala Prancis akan dijadikan bahan pelajaran berarti untuk menyusun perencanaan mengenai strategi keamanan Piala Eropa 2016 di 10 stadion.

Badan sepak bola Eropa (UEFA) bertanggungjawab penuh atas keamanan di dalam stadion, dengan ditunjang aparat keamanan swasta yang menjaga kawasan "fan zones".

Sebanyak 51 pertandingan selama Piala Eropa 2016 akan dihadiri dan disaksikan oleh sekitar 2,5 milyar penonton seluruh dunia.

"Tujuan kami agar Piala Eropa menjadi perhelatan terbesar yang memiliki ciri khas Prancis. Kami memprioritaskan faktor keamanan dengan selalu berjaga-jaga dan mengantisipasi segala ancaman," kata Cazeneuve.

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016