Jakarta (ANTARA News) - Tenun asal Indonesia mulai dilirik investor asing untuk dikembangkan dalam skala industri di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kata Pendiri Tenun Sri Indonesia Futri Zulya Safitrei.

"Saat ini tenun Indonesia mulai dilirik investor asing. Untuk itu, pemerintah harus memberi ruang kepada generasi muda untuk menyelamatkan potensi tenun sebagai warisan budaya melalui jalur wirausaha," ujar Futri dalam Diskusi Interaktif Bertema To Be A Winner Generation for ASEAN Economy Community di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan tenun tidak hanya dapat menjadi warisan budaya, namun juga potensi berwirausaha yang memiliki pasar tidak hanya di dalam, namun juga di luar negeri.

Potensi tenun Indonesia sudah banyak diincar oleh Malaysia dan negara lain jangan sampai kita kecolongan.

Kegiatan diskusi interaktif antara Sri Indonesia dengan mahasiswa ini bekerja sama dengan Generasi Pandai. Di mana targetnya adalah mahasiswa-mahasiswa di seluruh kampus di Indonesia.

Futri mengaku sengaja menyasar mahasiswa untuk memperkenalkan tenun. Sebab di tangan anak muda, tenun dapat menjadi produk-produk kreatif yang memiliki nilai jual.

"Tenun bisa diaplikasikan dalam berbagai baju dan barang-barang keperluan sehari-hari, tidak lagi hanya digunakan di acara-acara resmi," katanya.

Sementara itu, pengurus DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Farah Inggrid menyayangkan jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat rendah, hanya dua persen dari jumlah total penduduk.

"Jumlah wirausahawan muda berada di bawah angka dua persen," kata Inggrid.

Padahal, potensi generasi muda dalam berwirausaha sangat tinggi jika dikembangkan.

Inggrid juga meminta pemerintah untuk memberi ruang kepada generasi muda untuk mulai menggeluti dunia usaha.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016