Kami masih memintai keterangan baik dari pemilik villa maupun mahasiswa yang mengadakan seminar tata cara pengasuhan anak yang baik di Kampung Gentong RT 23/08, Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi pada Kamis, (26/5) sore,"
Sukabumi (ANTARA News) - Jajaran Polsek Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hingga kini masih melakukan penyelidikan atas ambruknya atap villa yang dijadikan tempat seminar yang mengakibatkan seorang bocah tewas.

"Kami masih memintai keterangan baik dari pemilik villa maupun mahasiswa yang mengadakan seminar tata cara pengasuhan anak yang baik di Kampung Gentong RT 23/08, Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi pada Kamis, (26/5) sore," kata Kapolsek Cisaat Kompol Warsito di Sukabumi, Kamis.

Menurutnya, akibat ambruknya bangunan tersebut seorang bocah yang merupakan peserta seminar yang digelar oleh Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tewas dan puluhan warga lainnya yang mayoritas ibu-ibu mengalami luka ringan, sedang dan berat.

Belum diketahui penyebab ambruknya bangunan villa itu, karena saat kejadian kondisi cuaca cukup cerah. Ada dugaan bangunan yang dijadikan tempat seminar tersebut sudah kropos sehingga tidak bisa menahan beban di atasnya.

Seminar ini diselenggarakan oleh 31 orang mahasiswa UNJ yang tengah melakukan kuliah kerja mahasiswa (KKM) di Kecamatan Cisaat. Namun, tidak ada laporan kepada pihak desa atas kedatangan mereka untuk melakukan aktivitas di daerah itu.

"Untuk jasad korban meninggal dunia dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk dilakukan visum, sementara puluhan korban luka lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat," kata Warsito.

Sementara, Kades Sukasari, Usman Rusman mengatakan kedatangan mahasiswa ke daerahnya baik untuk melakukan KKM maupun seminar tidak ada laporan dari pihaknya. Seharusnya, setiap kegiatan yang menyangkut banyak orang ada laporan.

Selain itu, tamu atau mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan apalagi jumlahnya lebih dari satu orang agar melapor kepada pihak desa untuk didata baik nama maupun alamatnya. Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap mereka bisa dengan cepat ditanggulangi.

"Ke depannya setiap mahasiswa yang mempunyai acara di daerahnya baik itu hanya sebatas kunjungan atau memberikan pendidikan agar melapor, jangan sampai seperti kasus ini," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016