Paris (ANTARA News) - Berbagai pembangkit listrik tenaga listrik (PLTN) di seluruh penjuru Prancis terkena pemadaman tak terencana Kamis waktu Prancis setelah para pekerja PLTN yang tergabung dalam serikat pekerja ikut dalam mogok kerja nasional sebagai protes terhadap rencana reformasi pemerintah.

Paling sedikit 11 dari 58 reaktor nuklir di Prancis kekurangan pasokan listrik, kata operator gardu RTE, sehingga menurunkan pasokan listrik sampai sekitar 5 gigawatt (GW) atau 6 persen dari kapasitas nuklir negara itu.

Para anggota serikat pekerja CGT di semua dari 19 PLTN Prancis memutuskan bergabung dengan aksi mogok nasional yang sudah melumpuhkan bisnis dan mengacaukan pasokan bahan bakar yang menyebabkan kelangkaan pasokan listrik di beberapa tempat.

Perusahaan nuklir milik negara EDF diwajibkan menjaga tingkat output listrik minimal sehingga menjaga pasokan listrik selama mogok kerja dan masyarakat tidak menyadari semakin berkurangnya output tenaga nuklir untuk listrik.

Namun kekurangan pasokan membuat tekanan harga makin besar dirasakan EDF karena harus membakar batu bara yang lebih mahal dan pembangkit listrik yang digerakkan gas yang juga mahal, selain harus mengimpor listrik.

Impor listrik Prancis yang kebanyakan dari Jerman dan Swiss, sampai 11.00 GMT (18.00 WIB Kamis sore kemarin) melonjak sampai 3,3 GW dari rata-rata 800 MW pada saat yang sama sehari sebelumnya.

Hampir 10 persen staf EDF ikut serta dalam aksi mogok kerja itu, namun otoritas Prancis menegaskan pembangkit-pembangkit tetap melanjutkan pasokannya kepada para klien, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016